Begini Cara PLN Hadapi Serbuan Tenaga Kerja Asing

Begini Cara PLN Hadapi Serbuan Tenaga Kerja Asing

Prins David Saut - detikFinance
Rabu, 18 Jan 2017 18:59 WIB
Foto: David Saut-detikFinance
Jakarta - Anak perusahaan PLN, Indonesia Power, meluncurkan program akselerasi kompetensi operasi dan pemeliharaan pembangkit di Bali. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas tenaga operasi dan pemeliharaan yang kini bersaing dengan tenaga kerja asing.

Peluncuran ini dilakukan di Kantor Indonesia Power UP Bali, Jl By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu (18/1/2017). Turut hadir dalam acara ini Direktur Human Capital Management PLN M Ali, Direktur SDM Indonesia Power Roikhan dan Kadiv Pengembangan SDM dan Talenta Indonesia Power Agung Siswanto.

"Kita hari ini meluncurkan program percepatan kompetensi operasi dan pemeliharaan, yang secara alami membutuhkan 5 sampai 6 tahun untuk duduk di control room, maka dengan program ini hanya 2,5 sampai 3 tahun," kata Roikhan saat acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peluncuran ini membuka kelas perdana akselerasi kompetensi operasi dan pemeliharaan pembangkit, yang setiap kelas diisi sejumlah pegawai muda Indonesia Power. Kelas-kelas percepatan kualitas itu dibekali dengan 80 modul operasi dan 52 modul pemeliharaan pembangkit.

"Kompetensi yang kita percepat operasi dan pemeliharaan sehingga kita punya 80 modul operasi dan 52 modul pemeliharaan pembangkit," ujar Roikhan.

Roikhan menyatakan program ini untuk menjawab tantangan tenaga kerja asing yang memang mengincar Indonesia karena perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN. Ia menyampaikan pengalamannya ketika bekunjung ke Korea Selatan dan bertemu lulusan universitas setempat yang mengincar pekerjaan di Indonesia.

"Kita tidak bisa lagi menuliskan pegawai Indonesia Power syaratnya WNI, karena kita sudah tandatangan MEA. Bahkan mereka kursus bahasa Indonesia maka satu-satunya adalah kompetensi. Saat inilah percepatan operasional dan pemeliharaan digunakan untuk meningkatkan kompetensi pegawai Indonesia Power," ucap Roikhan.

Sementara Ali menyatakan program ini bisa menjadi contoh pembelajaran yang tak hanya untuk pegawai Indonesia Power, tapi juga PLN. Sehingga, tak ada istilah karir mentok untuk pegawai BUMN tersebut.

"Untuk mendidik banyak orang di 2018 harus siap. Baik itu on the job training, S2, maupun orang transmisi. Orang transmisi itu semakin langka, padahal itu sangat diperlukan," kata Ali.

Usai acara, Agung menjelaskan latar belakang program akselerasi ini karena banyak gangguan pada pembangkit PDE tahap 1, pengalaman dalam penanganan gangguan, indikasi penurunan kualitas budaya kerja operator, pencapaian unjuk kerja pembangkit PDE tahap 1 yang rendah dan antisipasi persaingan bisnis operasi dan maintenance.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kompetensi operator dan teknisi menjadi unggul dan kompetitif, selaras dengan pertumbuhan perusahaan," imbuh Agung. (vid/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads