Di atas panggung saat memberikan sambutan, Jonan spontan memanggil salah seorang mahasiswa tingkat empat.
"Yang sudah tahun keempat sini maju ke saya," kata Jonan di STEM Akamigas di Cepu, Jumat (20/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda merasa mahal atau murah?" Jonan bertanya lagi. Jalal menjawab bahwa ia merasa uang kuliah Rp 25 juta/semester di STEM Akamigas relatif murah bila dibandingkan dengan ilmu dan semua fasilitas yang diperoleh.
"Insya Allah murah, Pak. Bisa dibilang murah kalau dibanding fasilitas yang didapat, tapi kalau dibanding perguruan tinggi lain bisa dibilang mahal," kata Jalal.
"Murah ya? Kepseknya bisa lega. Berarti anda merasa manfaat yang anda dapat lebih dari Rp 25 juta per semester," kata Jonan.
Setelah mendengar penjelasan bahwa Rp 25 juta itu termasuk biaya untuk tinggal di asrama, makan sehari-hari, dan segala fasilitas lainnya, Jonan menilai memang biaya itu relatif murah.
"Oh 25 juta itu termasuk biaya asrama dan makannya ya? Ya murah. Kalau sekolah tinggi biasa kan enggak termasuk asrama ya," ucapnya.
Kepada Jonan, Jalal mengungkapkan bahwa para mahasiswa-mahasiswi STEM Akamigas ingin bisa bekerja di industri migas nasional setelah lulus nanti.
Ia juga memohon agar Kementerian ESDM bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar dapat mempekerjakan lulusan STEM Akamigas.
"Kami mohon Kementerian ESDM bisa membantu kerja sama dengan perusahaan-perusahaan migas. Kami yakin kualitas kami lebih baik dibanding lulusan perguruan tinggi lain," tandas Jalal.
Menanggapi permintaan itu, Jonan langsung memerintahkan Kepala BPSDM Kementerian ESDM untuk mengirim surat ke semua KKKS. "Nanti Kepala BPSDM tolong pulang bikin surat atas nama saya untuk menyalurkan lulusan dari STEM Akamigas ke KKKS yang beroperasi di Indonesia," tuturnya.
![]() |
Tapi Jonan meminta syarat. Hanya mahasiswa-mahasiswi STEM Akamigas dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3 yang bisa ditempatkan di perusahaan-perusahaan migas.
"Mau janjian nggak sama saya, yang bisa ditempatkan itu yang IPK-nya di atas 3?" kata Jonan. "Siap Pak," jawab Jalal penuh keyakinan.
"Jadi yang IPK-nya di bawah 3 jadi pengusaha sendiri saja, kira-kira begitu," sambung Jonan.
"Selamat bersekolah, mudah-mudahan kalian bisa lebih baik daripada generasi kami yang sekarang memimpin," tutup Jonan. (mca/ang)