Genjot Produksi Minyak Blok Cepu, Exxon Tunggu Izin Lingkungan

Genjot Produksi Minyak Blok Cepu, Exxon Tunggu Izin Lingkungan

Michael Agustinus - detikFinance
Jumat, 20 Jan 2017 19:06 WIB
Foto: Michael Agustinus/detikFinance
Blora - Menteri ESDM, Ignasius Jonan, hari ini berkunjung ke Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, yang dikelola oleh ExxonMobil. Blok Cepu adalah wilayah kerja dengan produksi minyak kedua terbesar di Indonesia. Produksinya pada 2016 mencapai 185.000 barel per hari (bph).

Pada tahun ini, produksi minyak Blok Cepu ditargetkan bisa naik lagi sampai 200.000 bph. Blok Cepu sangat diandalkan pemerintah untuk mengejar target lifting 815.000 bph.

Seusai rapat tertutup dengan jajaran Exxon di Blok Cepu, Jonan mengungkapkan, peningkatan produksi sudah siap dilakukan tanpa perlu penambahan fasilitas. Target 200.000 bph masih dalam batas toleransi kapasitas fasilitas produksi yang ada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi produksi belum dapat dinaikkan karena masih menunggu terbitnya izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

"Kalau itu ditanya apakah masih dalam batas toleransi yang diizinkan AMDAL, jawabannya iya. Teman-teman di SKK Migas dan Exxon sedang mempersiapkan supaya persetujuan AMDAL dari Kementerian LHK bisa segera keluar," kata Jonan, usai rapat di Blok Cepu, Jumat (20/1/2017).

Jonan mengaku telah meminta Kementerian LHK mempercepat izin AMDAL untuk Blok Cepu. "Kita sudah minta teman-teman di Kementerian LHK supaya bisa diprioritaskan," tukasnya.

VP Public and Government Relations ExxonMobil Indonesia, Erwin Maryoto, menambahkan pihaknya telah menguji kemampuan fasilitas produksi yang sudah ada. Ternyata fasilitas produksi di Blok Cepu masih bisa beroperasi dengan aman hingga lebih dari 200.000 bph.

"Kita sudah lihat kemampuan fasilitas itu dan ternyata masih memungkinkan produksi di atas 185.000 bph, tanpa penambahan fasilitas baru. Itu masih dalam range fasilitas yang ada. Kita sudah perhitungkan semua, tidak ada masalah," katanya.

Erwin menuturkan, fasilitas produksi masih beroperasi dengan aman hingga 207.000 bph. Sudah diuji coba selama 7 hari dan tidak ada masalah.

"Sambil menunggu persetujuan AMDAL, kita melakukan tes untuk memastikan di produksi tinggi tidak ada masalah. Sudah kita lakukan dalam rangka membuktikan bahwa ini tidak masalah, sempat dicoba sampai 207.000 bph, sudah seminggu kita coba," tutupnya. (mca/wdl)

Hide Ads