Ini Tantangan Pertamina Kirim BBM ke Pelosok Papua

Ini Tantangan Pertamina Kirim BBM ke Pelosok Papua

Wilpret Siagian - detikFinance
Kamis, 26 Jan 2017 18:47 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jayapura - Masyarakat kabupaten Yahukimo, Papua mengeluhkan tingginya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium beberapa hari belakangan ini. Jika sebelumnya harga premium hanya Rp 6500-7000, namun dalam minggu ini masyarakat harus membeli bensin dengan harga Rp 150.000 per liter.

"Kenaikan harga bensin sekarang ini dipicu masalah kapal laut yang tidak bisa masuk ke Yahukimo," ujar Esau Miran salah seorang anggota DPRD Yahukimo saat di hubungi dari Jayapura, Kamis (26/1/2017).

Menurut Miran, kondisi sugai di Yahukimo saat ini sedang surut sehingga tidak dapat dilalui kapal yang membawa BBM di daerah tersebut. Akibatnya stok BBM menipis bahkan kosong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

General Manager Pertamina Marketing Opertion Region (MOR) VIII Papua – Maluku, Eldi Hendri mengakui hal itu, naiknya harga BBM dipicu kekosongan stock di kabupaten tersebut.

"Kita sudah berusaha memenuhi distribusi BBM ke daerah pedalam Papua, namun kami mengalami kesulitan transportasi akibat cuaca Papua yang ektrim," ujar General Manager Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) VIII Papua – Maluku, Eldi Hendri kepada detikFinance, Kamis (26/1/2017) di Jayapura.

"Untuk distribusi ke Yahukimo tergantung hujan, sebab pengiriman BBM melalui sugai. Kalau air sugai surut harus ditunggu sampai hujan," tambahnya.

Eldi mengakui kalau pihaknya sudah mengantisipasi distribusi BBM ke Yahukimo dengan menggunakan angkutan perahu, namun dengan keterbatasan angkutan perahu membuat kebutuhan BBM tidak bisa terpenuhi.

"Kami sudah mengambil langkah-langkah mengatasi kendala tidak bisa masuknya kapal ke Yahukimo dengan menggunakan perahu, namun daya angkutnya terbatas sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan warga," katanya.

Untuk beberapa kabupaten di Papua distribusi BBM harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca. Seperti yang dialami di kabupaten Yahukimo dan Puncak Papua, distribusi BBM terkendala akibat cuaca.

"Untuk distribusi ke Yahukimo tergantung hujan, sebab pengiriman BBM melalui sugai. Kalau air sugai surut harus ditunggu sampai hujan, demikian juga ke Puncak , dimana hanya bisa dengan angkutan pesawat Air Tractor . Namun kedaerah tersebut Pilot Air tractor tidak mau memuat BBM penuh, karena daerah ketinggian dan bandara yang rawan kecelakaan, " kata Eldi Hendri .

Eldi menjelaskan, daya angkut air tractor 1 flaying 4 Kilo liter, namun untuk ke Illaga, kabupaten Puncak pilot tidak mau mengambil resiko, sehingga dia hanya mau membawa BBM 2 Kili liter. " Kondisi ini juga mempengaruhi persediaan BBM di kabupaten tersebut," ujarnya.

Dugaan terjadinya penyimpangan harga BBM di wilayah kabupaten di Papua, Pihak Pertamina meminta adanya peran Pemda setempat untuk melakukan pegawasan.

" Mengatasi penyimpangan BBM di daerah, Pemda dan aparat keamanan setempat harus ikut mengawasi. Minyak itu datang ke satu kabupaten ada serah terima dari Disperindag , karena Disperindag harus menerbitkaan surat yang menjadi klaim ke Pertamina untuk proses menjadi ongkos angkutnya," katanya. (mkj/mkj)

Hide Ads