Daftar 6 Kilang yang Akan Dibangun Pertamina, Rampung di 2023

Daftar 6 Kilang yang Akan Dibangun Pertamina, Rampung di 2023

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 30 Jan 2017 15:12 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - PT Pertamina (Persero) terus berencana melipatgandakan produksi BBM hingga 1,57 juta barel per hari (bph), dari produksi saat ini 853 bph. Hal ini dilakukan untuk mengatasi ketergantungan pada impor BBM. Targetnya, yakni membangun 6 kilang yang meliputi 4 Refinery Development Master Plan (RDMP) atau pengembangan kilang yang sudah ada dan 2 kilang baru atau New Grass Root Refinery (NGRR).

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan kilang-kilang yang dimodifikasi antara lain kilang Dumai, Cilacap, Balikpapan, dan Balongan. Sementara untuk kilang baru yakni kilang Tubang dan Bontang. Keenam kilang tersebut akan selesai seluruhnya pada tahun 2023.

"Kita ada 4 RDMP dan 2 NGRR. Sebanyak 4 RDMP sudah jalan, tapi yang sudah BED (desain teknik dasar) adalah Balikpapan dan Cilacap. Dan kilang baru yang sudah proses jalan atau di 2017 sudah eksekusi lapangan yaitu di Tuban," jelas Dwi di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (30/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk kilang Balikpapan, target konstruksi bisa dilakukan pada Juli 2017 dan selesai pada Juli 2019. Pengerjaan kilang RDMP Balikpapan saat ini masih dalam pembuatan jetty (dermaga) untuk fasilitas memasukkan mesin-mesin kilang, serta pembangunan apartemen dan perumahan untuk karyawan kilang.

"Untuk kilang Cilacap dan Tuban sudah ada technical consultant, tindaklanjutnya yakni pemilihan licensor. Selain itu, BED (desain teknik dasar) akan diselesaikan konsultan dan akan difinalkan oleh licensor kemudian dilanjutkan dengan FEED (front end engineering design). Diharapkan groundbreaking kilang Tuban triwulan pertama 2017, Tuban triwulan ketiga, triwulan 4 Cilacap. Kalau Balikpapan bisa dilihat peralatan di lapangan sudah bekerja," jelasnya.

Sebagai informasi, saat ini kapasitas terpasang seluruh kilang Pertamina mencapai 853 ribu barel per hari (bph). Sedangkan kebutuhan minyak Indonesia tercatat sebesar 1,57 juta bph.

Ada empat proyek RDMP yang dikerjakan Pertamina untuk meningkatkan produksi bagan bakar minyak (BBM) di dalam negeri yaitu RDMP Cilacap, Balongan, Dumai, dan Balikpapan. Apabila seluruh RDMP ini selesai, maka kapasitas keempat kilang itu akan naik dari 820 ribu bph menjadi 1,61 juta bph.

Selain itu, 2 kilang baru akan dibangun, yaitu Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan Bontang. Masing-masing berkapasitas 300.000 bph. Semua proyek kilang ditargetkan selesai sebelum 2023. Kalau semuanya berjalan lancar, Indonesia tak lagi mengimpor BBM mulai 2023.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi, menjelaskan kilang yang pembangunannya dikerjasamakan dengan investor luar yakni kilang Cilacap dengan Saudi Aramco, dan kilang Tubang dengan Rosneft. Untuk megaproyek lainnya dikerjakan Pertamina sendiri.

"Untuk NGRR Tuban Pertamina 55% dan Rosneft 45%. Untuk Cilacap Pertamina 55% dan Saudi Aramco 45%. Untuk pemilihan licensor ini Pertamina mengikuti kesepakatan kedua belah pihak. Jadi sama-sama setuju," ujar Hardadi.

Dia menjelaskan, penunjukan licensor sendiri diperlukan untuk pemilihan teknologi terbaik, lantaran desain dan konfigurasi kilang berbeda-beda sesuai kebutuhan setiap negara.

"Dalam pemilihan ini akan dipilih teknologi yang terbaik dan sesuai. Karena setiap kilang konfigurasinya berbeda-beda. Ini yang jadi pertimbangan licensor, jadi akan akan free competition licensor kelas dunia untuk mendapatkan teknologi terbaik," pungkas Hardadi. (idr/dna)

Hide Ads