Bahkan menurut Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi, Indonesia bisa menjadi eksportir BBM jenis solar lantaran produksi kilang di dalam negeri melebihi konsumsinya.
"Diesel ini sekarang masih impor, walaupun kemarin ada declining (penurunan) yang sempat membuat produksi Pertamina dan solar yang dikonsumsi masyarakat balance. Tapi kalau proyek-proyek kilang ini selesai, kita akan excess (kelebihan) produksi sekitar 30%," jelas Hardadi di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (30/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun 2023 selesai semua. Kalau proyek kilang selesai ini produksinya kan sangat tinggi, pasar dalam negeri sudah penuh, kita sudah petakan negara-negara mana yang akan menyerap. Australia ke depan butuh solar banyak, Filiphina, dan India juga selama ini impor solar," ungkap Hardadi.
Dari perhitungan pertamina, pada 2023, produksi solar akan mencapai 916.000 bph, jauh di atas kebutuhan dalam negeri yang sebesar 620.000 bph. (idr/dna)