Rencana Pertamina tersebut akan dilakukan pada dua kilang, yakni kilang Balongan di Indramayu Jawa Barat dan kilai Dumai di Riau.
Namun, rencana tersebut harus dibatalkan lantaran antara Pertamina dan Saudi Aramco tidak menemui kesepahaman dalam target pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudi Aramco pembicaraannya dengan Pertamina sampai sekarang masih berjalan ya, Kita sih pemerintah menyambut baik kalau akhirnya Saudi Aramco berkenan berpatungan dengan Pertamina untuk membangun kilang pengolahan atau refinery plan di Indonesia," kata Jonan di Ruang Rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (30/1/2017).
Jika telah diperoleh kata sepakat, maka Pertamina bisa mencari mitra lain yang sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
"Jadi enggak ada preferensi, Bapak Presiden juga mengarahkan silakan saja mau Saudi Aramco boleh, Roseneft boleh, Iran silakan. Mana yang cepat dan berkomitmen sungguh-sungguh," jelasnya.
Diketahui, Head of Agrement (HoA) untuk RDMP Dumai dan Balongan antara Pertamina dan Saudi Aramco sudah diteken sebelum 26 November 2016.
Ada empat proyek RDMP yang dikerjakan Pertamina untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri, yaitu RDMP Cilacap, Balongan, Dumai, dan Balikpapan. Apabila seluruh RDMP ini selesai, maka kapasitas keempat kilang itu akan naik dari 820 ribu barel per hari menjadi 1,61 juta barel per hari. (dna/dna)