Pengelolaan lapangan migas di Rusia ini merupakan bagian dari beberapa kesepakatan kerja sama Pertamina dan Rosneft, yang terbesar adalah di proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, mengatakan bahwa pihaknya masih bernegosiasi dengan Rosneft soal harga untuk Hak Partisipasi (Participating Interest/PI) di Lapangan Russkoye.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, Pertamina akan menguasai 37,5% PI Lapangan Russkoye. Dari tiap lapangan di luar negeri, Pertamina menargetkan bisa membawa pulang minyak mentah hingga di atas 30.000 barel per hari (bph) untuk kebutuhan dalam negeri.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya yang bernama PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) telah mengelola lapangan minyak di Aljazair, Irak, dan Malaysia.
Produksi minyak dan gas (migas) PIEP dari lapangan di 3 negara itu mencapai 120.000 barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd) pada 2016. Tahun ini produksi ditargetkan naik menjadi 127.000 boepd, dan mencapai 600.000 boepd pada 2025.
Ekspansi ke luar negeri ini dilakukan Pertamina untuk mengamankan kebutuhan minyak di dalam negeri. Sebab, cadangan minyak di dalam negeri sudah semakin menipis. Maka Pertamina mencari minyak di luar negeri untuk dibawa pulang ke Indonesia. (mca/mkj)











































