Rapat dimulai pukul 16.25 WIB dan ditutup pada pukul 19.40 WIB. Rapat juga sempat diskors untuk break sholat Magrib selama setengah jam.
"Saya kira kita sudah bisa menutup rapat ini," kata Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Komisi VII DPR RI menerima bahan penjelasan Plt. Dirut Pertamina terkait kinerja perusahan untuk kurun waktu 2014-2016 yang telah melakukan langkah-langkah efisiensi, inovasi, diversifikasi, maupun ekspansi sehingga meningkatkan laba bersih agar upaya-upaya tersebut untuk mencapai kinerja yang optimal sesuai ekspektasi Pemerintah dan masyarakat
2. Komisi VII DPR RI meminta kepada Plt. Dirut Pertamina untuk menjaga soliditas tim sehingga target menjadi World Class Company yang memberi manfaat yang optimal bagi negara dan masyarakat luas dapat tercapai.
3. Komisi VII DPR RI meminta Plt. Dirut Pertamina untuk menyampaikan jawaban tertulis atas seluruh pertanyaan anggota Komisi VII DPR RI dan disampaikan paling lambat tanggal 16 Februari 2017.
Sebelumnya, Komisi VII dalam rapat tersebut mempertanyakan kinerja keuangan Pertamina dalam beberapa tahun terkahir. Tercatat Pendapatan bersih Pertamina menunjukan penurunan yang cukup besar dari 2013 ke 2015.
"Mengalami penurunan cukup signifkan. Pada 2013 pendapatan berrsih US$ 3,06 miliar, 2014 hanya US$ 1,45 miliar, atau turun 53%. Tahun 2015 turun lagi jadi US$ 1,42 miliar," kata Gus Irawan.
Namun pada 2016 kinerja Pertamina mengalami perbaikan. Pendapatan eprtamina di kuartal III 2016 sebesar US$ 2,83 miliar naik 209% dibanding periode yang sama di 2015 sebesar US$ 910 juta.
"Ini perlu dijelaskan mengapa revenua naik yang sangat tinggi," tukasnya. (mca/mca)