Dalam paparannya, Jonan bercerita bagaimana dirinya mengamalkan sejumlah prinsip dalam perjalanannya memimpin sejumlah institusi/kelembagaan negara. Pria kelahiran Singapura ini menyampaikan sejumlah saran bagaimana seseorang bisa menjadi seorang pemimpin yang baik.
Saran pertamanya adalah bagaimana seorang pemimpin harus menerima segala sesuatu yang ditugaskan sebagai kewajibannya tanpa memperhitungkan tugas tersebut berat atau ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi jangan pilih yang terlalu mudah, karena orang-orang yang pilih pekerjaan mudah menurut saya orang yang tidak bisa jadi pemimpin di kemudian hari karena egoisnya tinggi, dia enggak mau keliru," tambahnya.
Selain itu, seorang pemimpin juga harus bisa menjalin komunikasi dengan baik dan berpikir untuk anak buahnya melebihi untuk diri sendiri.
"Jadi kalau mau jadi pemimpin, harus building relationship. Kadang kita sebagai pemimpin, waktunya mungkin enggak sempat. Tapi kita harus meluangkan waktu untuk ketemu buat bicara," tutur Jonan.
Yang terakhir adalah orang tersebut harus bisa mencintai pekerjaan yang dimilikinya saat ini dan bisa mengusai dirinya secara emosional tanpa memiliki rasa dendam.
"Jadi messege-nya, orang tidak boleh sangat ambisius sehingga yang diurusi itu bukan kerjaannya. Kalau saya punya anak buah begitu, saya ingatin satu dua kali enggak bisa, saya akan buang. Kalau orang begini, pasti sangat tidak baik karena hanya ngurusin dirinya sendiri saja," tukas Jonan. (mca/mca)











































