Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pengelolaan ladang migas yang diserahkan ke asing terjadi karena negara tak akan sanggup menggarap semua blok-blok migas itu sendiri lewat tangan Pertamina.
"Kenapa yang kuasai migas kita itu asing-asing yang skalanya besar kayak Chevron, Total, Shell kemudian sekarang ada Petrochina? Karena memang modal untuk eksplorasi migas itu luar biasa besar," kata Bambang dalam acara diskusi 'Masela untuk Siapa' di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (24/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan karena mahalnya juga, karena risiko besar. Karena begitu gali (eksplorasi) dalam skala ekstensif, bisa enggak dapat apa-apa. Belum tentu ada hasilnya. Minyak sama kayak panas bumi, risikonya besar, sekian lama drilling uapnya ternyata enggak cukup atau bahkan tidak ada sama sekali," terangnya.
Menyerahkan sebagian besar pengelolaan negara lewat Pertamina, justru akan membebani perusahaan migas pelat merah tersebut, karena besarnya modal dan risiko yang harus ditanggung.
"Pertamina pun akan berpikir dua kali. Makanya Pertamina lebih suka dengan cadangan minyak yang sudah proven, atau bekas dari perusahaan minyak sebelumnya," pungkas Bambang. (idr/dna)