Memanfaatkan kunjungan Raja Salman, PT Pertamina (Persero) akan menjajaki bisnis avtur di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. BUMN perminyakan Indonesia ini ingin menjadi salah satu pemasok avtur di sana.
Rencananya, Pertamina akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture/JV) dengan perusahaan lokal Arab Saudi, Dallah, untuk menjadi pemasok avtur di bandara King Abdulaziz. Avtur yang dijual berasal dari Saudi Aramco.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bandara King Abdulaziz dinilai sebagai pasar yang amat potensial bagi Pertamina, karena tingginya frekuensi penerbangan dari Indonesia ke sana. Pertamina membidik pesawat-pesawat yang membawa jemaah haji dan umroh asal Indonesia sebagai target pasar.
Pemerintah Indonesia berjanji mendorong GACA, operator Bandara King Abdulaziz, agar segera memberikan lisensi kepada Pertamina untuk berjualan avtur di bandara mereka.
"Untuk avtur kami minta dipercepat izinnya. Kalau izin keluar, Pertamina bisa menindaklanjuti. Sudah ada 6 penyedia avtur di Jeddah, Pertamina akan menjadi yang ke-7," kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian ESDM, Sujatmiko.
Keberadaan Pertamina di sana, menurut Sujatmiko, akan menguntungkan juga buat maskapai-maskapai penerbangan dari Indonesia. "Sekarang kan penerbangan dari Indonesia ke Jeddah kan meningkat, ada Garuda dan sebagainya," tutupnya. (mca/ang)











































