Saat ini dari total impor LPG sebesar 5 juta ton per tahun, 500.000 ton di antaranya berasal dari Iran. Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengungkapkan ada rencana meningkatkan impor LPG dari Iran hingga 1 juta ton, tapi Indonesia meminta diskon.
"Kemarin kita diskusi untuk beli lebih banyak lagi dari Iran untuk menambah impor, tapi dengan harga yang kalau bisa diskon. Kalau bisa 1 juta ton, arahnya ke sana," kata Wiratmaja kepada detikFinance, Sabtu (4/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"LPG saat ini kita paling banyak beli dari Saudi Aramco," ucapnya.
Di samping penjajakan tambahan impor LPG, kunjungan pemerintah Indonesia ke Iran ini adalah untuk mendukung PT Pertamina (Persero) mengelola 2 lapangan minyak di Iran, yaitu Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri.
Pertamina telah menyerahkan proposal usulan pengembangan kedua lapangan itu kepada National Oil Iranian Company (NIOC).
Baca juga: Pertamina Incar 2 Lapangan Minyak di Iran
2 lapangan tersebut memiliki cadangan minyak terbukti (proven reserve) hingga 3 miliar barel, hampir sama dengan cadangan minyak terbukti yang di Indonesia saat ini.
Jika Pertamina bisa mendapatkan hak kelola atas 2 lapangan minyak di Iran ini, tentu akan memperkuat ketahanan energi nasional. Sebagian dari produksi minyak di sana bisa dibawa pulang untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia.
"2 lapangan di Iran cadangannya hampir sama dengan total cadangan kita se-Indonesia," tukas Wiratmaja.
Baca juga: Cadangan Minyak RI Cuma Setara 2 Lapangan di Iran
Rencananya, Pertamina akan menggandeng partner lokal dari Iran untuk mengelola Lapangan Ab-Teymour dan Mansouri. Targetnya, produksi minyak dari kedua lapangan itu dapat mencapai 300.000 barel per hari (bph). (mca/hns)