Arab Saudi Investasi Rp 93 T di Kilang Malaysia, di RI Berapa?

Arab Saudi Investasi Rp 93 T di Kilang Malaysia, di RI Berapa?

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 06 Mar 2017 15:07 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Selama 4 hari sejak Minggu (26/2/2017), Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi mengunjungi Malaysia. Negeri Jiran langsung mendapatkan kesepakatan investasi US$ 7 miliar atau sekitar Rp 93 triliun.

Investasi ini dilakukan oleh BUMN perminyakan Arab Saudi, Saudi Aramco. Adapun investasi yang dikucurkan berupa proyek pembangunan kilang minyak yang dilakukan Petronas.

Saudi Aramco bakal menanamkan investasi US$ 7 miliar ke proyek kilang minyak Petronas yang nilainya US$ 27 miliar. Proyek kilang minyak ini berdiri di selatan Johor, dekat perbatasan dengan Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek ini dikenal dengan Refinery and Petrochemical Integrated Development Project, atau kilang minyak dan petrokimia terintegrasi. Saat ini, proyek tersebut sudah mencapai 50% dan ditargetkan selesai pada 2019.

Selain di Malaysia, Saudi Aramco juga menggelontorkan uang untuk proyek kilang di Indonesia. Saudi Aramco telah sepakat membentuk perusahaan patungan (Joint Venture) dengan PT Pertamina (Persero) untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap senilai US$ 6 miliar.

Dalam Joint Venture untuk RDMP Cilacap, kepemilikan Saudi Aramco 45%, sedangkan 55% saham dimiliki Pertamina. Jadi, dari total investasi US$ 6 miliar, Saudi Aramco menyetor sekitar US$ 2,7 miliar atau setara dengan Rp 36 triliun.

Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Maret 2017 lalu, Raja Salman memastikan Saudi Aramco akan menggarap proyek modifikasi Kilang Cilacap itu.

Kilang Cilacap akan dimodifikasi hingga menjadi kilang minyak modern terbaik di Asia. Kapasitasnya akan naik dari 348.000 batel per hari (bph) menjadi 400.000 bph. Bukan hanya itu, kompleksitasnya akan ditingkatkan, jadi jauh lebih modern. Nelson Complexity Index yang sekarang 4 bakal menjadi 9,4.

"Dengan kenaikan kapasitas dan kompleksitas, produksi bensin (gasoline) kilang Cilacap akan bertambah 80.000 bph, produksi solar meningkat 60.000 bph, dan avtur bertambah 40.000 bph," kata VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, kepada detikFinance, Senin (6/3/2017).

Kilang Cilacap juga akan menghasilkan banyak produk petrokimia untuk bahan baku berbagai industri. Selain itu, bahan bakar minyak (BBM) yang diproduksi bakal menjadi lebih berkualitas, standar produk bisa mencapai Euro 5.

Dengan meningkatnya kapasitas produksi dan kompleksitas kilang, Indonesia akan mendapat banyak manfaat, mulai dari penguatan ketahanan energi hingga penghematan devisa. Proyek RDMP Cilacap ditargetkan rampung pada tahun 2021. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads