Dalam RDP ini Elia didampingi oleh Direktur Pemasaran Pertamina Iskandar, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi, Direktur Gas dan EBT Pertamina Yenni Andayani.
"Dalam menyampaikan paparan hari ini belum semua materi bisa saya kuasai, makanya saya didampingi oleh direktur. Saya sudah mendengar dan sedang mempelajari semua hasil rapat dengan Komisi VII dan saya akan meperdalam satu per satu, yang belum di-follow up akan segera saya pelajari dan rapatkan dengan kawan-kawan," kata Elia dalam RDP di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan ini, Elia menerangkan visi misi yang diembannya ke Komisi VII DPR RI. Sebagai Dirut Pertamina yang baru, Elia bertanggung jawab untuk membawa BUMN perminyakan ini menjadi World Class Energy Company pada 2025.
"Untuk itu perkenankan kami menyampaikan visi dan misi saya sebagai Dirut Pertamina yang baru. Pertamina sudah rencanakan tahun 2025 akan menjadi World Class Energy Company. Bukan cuma migas, tapi tantangannya energi terbarukan. Ini merupakan satu concern akan kita mulai," tukasnya.
Baca juga: Dirut Baru Pertamina Rapat Perdana di DPR
Saat ini Pertamina tengah menjalankan berbagai proyek besar dari hulu hingga hilir. Di antaranya adalah proyek modifikasi dan pembangunan kilang minyak baru. Total nilai proyek-proyek kilang yang harus selesai tahun 2023 ini mencapai US$ 40 miliar.
Itulah sebabnya soliditas di internal Pertamina sangat dibutuhkan. Jika pimpinan Pertamina tak kompak, pengambilan keputusan jadi sulit, program-program bisa gagal.
"Pertama kali di sejarah Pertamina kita akan melakukan investasi besar untuk kilang, dulu cuma paling besar US$ 2,5 miliar di Balongan. Kalau eksekusi ini dalam waktu 5-6 tahun ini mungkin butuh dana lebih dari US$ 40 miliar. Challenge bukan cuma finansial tapi kemampuan sumber daya manusia. Itulah kenapa soliditas ini adalah merupakan keharusan," tutupnya. (mca/hns)