Direktur Komersial PGN, Danny Praditya, mengatakan strategi melipatgandakan pelanggan rumahan salah satunya dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan pengelola hunian vertikal. PGN menyediakan jaringannya, sementara penyaluran sampai tagihan gasnya bisa dilakukan oleh pihak pengelola.
"Program rusun tetap, oke karena vertical building, kerja sama dengan pengelola rusun saja jual di depan, di dalam silakan diatur oleh building management," jelas Danny kepada detikFinance di kantor pusat PGN, Jakarta, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Hemat) 20-30%, minumum bisa hemat 20%. Kalau Jargas tagihan rata-rata Rp 30.000 sebulan," ungkap Danny.
Selain hunian vertikal, sambungnya, untuk mempercepat pembangunan jaringan gas rumah tangga dengan sumber daya keuangan yang ada saat ini, pihaknya cukup selektif memilih daerah yang dirasa perlu disubtitusi kebutuhan energinya dengan gas bumi.
"Karena itu posnya akan sangat besar jadi selektif mana yang pas pakai gas elpiji, mana yang pakai gas bumi. Kalau kita ngomong di Jeneponto dan Gorontalo yang tidak ada gasnya, itu ya lebih efisien pakai elpiji karena gasnya tidak ada. Tapi kalau ngomong Tarakan yang gasnya ada, pipa ada, itu baru efeknya besar," terang Danny.
PGN sendiri menargetkan pada tahun 2019, jumlah pelanggan rumah tangga gas bumi menjadi lebih dari 310.000 pelanggan. Tambahan pelanggan ini sudah termasuk dari program Jargas yang dibiayai APBN seperti jargas di Tarakan, Batam, dan Surabaya. (idr/ang)