Pembiayaan PLTU Tanjung Jati 2.000 MW Dipercepat 2 Bulan

Pembiayaan PLTU Tanjung Jati 2.000 MW Dipercepat 2 Bulan

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 28 Mar 2017 11:36 WIB
Pembiayaan PLTU Tanjung Jati 2.000 MW Dipercepat 2 Bulan
Foto: Dok. PT PLN
Jakarta - PLN mempercepat financial close atau pembiayaan pembangunan pembangkit listrik Tanjung Jati B Ekspansi 2 x 1.000 Megawatt (MW) dengan menandatangani dokumen Pernyataan dan Jaminan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, serta Sertifikat Tanggal Pembiayaan Bersama yang ditandatangi oleh Dirut PLN bersama Presiden Direktur PT Bhumi Jati Power (BJP), Norihiko Nonaka, selaku pengembang proyek, pada 27 Maret 2017 di Tokyo, Jepang.

Sofyan mengatakan, penandatanganan tersebut merupakan bagian dari tahap pre-financial close sehingga kepastian memperoleh kredit untuk pendanaan proyek pembangkit yang lebih dikenal dengan PLTU Jawa-4 ini dapat ditentukan bulan ini.

"Prestasi kita hari ini menandai sebuah momen penting dalam kerja sama kedua pihak. PLN dan Bhumi Jati Daya diharapkan mampu mempercepat proses financial close, dari jadwal sebelumnya pada 7 Juni 2017 menjadi 31 Maret 2017," ungkap Sofyan dalam keterangan tertulis, Selasa (28/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya PLN dan BJP telah menandatangani perjanjian jual beli listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) pada 21 Desember 2015. PPA kemudian diamandemen pada 7 September 2016. Nilai investasi untuk proyek ini mencapai Rp 44 triliun (sekitar US$ 3,3 miliar).

Pembangunan pembangkit listriknya sendiri membutuhkan 50 bulan untuk Unit 1, dan 54 bulan untuk Unit 2, terhitung setelah terlaksananya financial close yang dijadwalkan pada 31 Maret 2017. PLTU Jawa-4 diharapkan dapat beroperasi penuh pada semester kedua 2021 dengan energi yang dihasilkan sekitar 15,9 Tera watt Hour (TwH) per tahun.

Mewakili PLN, Sofyan Basir menyatakan penghargaannya kepada PT Bhumi Jati Power bersama dengan pemegang saham yakni Sumitomo Corporation, United Tractors dan Kansai Electric Power untuk kerja sama besar yang telah dibangun dalam pengembangan Jawa-4.

"Proyek ini akan meningkatkan investasi Jepang di sektor kelistrikan di Indonesia khususnya dalam program 35.000 MW," jelas Sofyan.

Sementara itu, hadir menyaksikan penandatanganan tersebut, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, menyatakan Jepang telah menjadi mitra strategis Indonesia di sektor energi.

"Apa yang kita capai saat ini menunjukkan kerja sama besar di antara kedua negara. Kami berharap bahwa kerja sama besar ini akan terus berlanjut, tidak hanya di sektor energi, tetapi juga sektor lain juga, seperti keuangan, pariwisata, infrastruktur, bahkan industri kreatif," jelas Rini.

PLTU Jawa-4 adalah bagian dari Fast Track Program 2 dengan skema IPP (Independent Power Producer) atau listrik swasta. Pembangkit ini akan memberikan kontribusi 2 x 1000 MW untuk sistem interkoneksi Jawa-Bali. Terletak di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pembangkit ini akan terhubung ke saluran transmisi 500 kV Tanjung Jati-Tx Ungaran.

Dalam hal kelestarian lingkungan, PLTU Jawa-4 merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan. Energi primernya memanfaatkan batubara dengan menggunakan teknologi super ultra critical. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads