Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengatakan pemanfaatan EBT sebagai sumber energi listrik ditargetkan mencapai 22% di tahun 2025. Target ini sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
"Dalam RUPTL 2017-2026 itu sudah direvisi target penggunaan EBT dalam ketenagalistrikan. Jadi jenis energi primernya EBT itu air, panas bumi, dan EBT lainnya mencapai sekitar 22% di 2025. Ini sesuai RUEN, yang menggariskan bahwa paling kurang 23% di 2025, kira-kira 22,5% mix renewable energy," jelas Jonan dalam diskusi Insider Network di Financial Hall Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan batu bara sebagai sumber energi primer pembangkit listrik batu bara di 2025 ditargetkan mencapai 50%, gas 25%, dan sisanya BBM 0,5%.
"Jadi ini naik banyak. Untuk batu bara di 2025 itu 50%, gas 25%, dan BBM kurang dari 0,5%. Yang bisnis BBM dengan PLN mesti pindah. Jangan memperbanyak penggunaan solar," tutur Jonan.
Jonan menambahkan, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan peraturan untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penghasil gas untuk menjual gas kepada PLN sesuai dengan harga yang ditetapkan.
"Minggu ini sedang finalisasi, minggu depan selesai kami akan terbitkan Permen (Peraturan Menteri ESDM) semua KKKS penghasil gas menjual gasnya pada PLN dengan harga yang sudah diatur, juga kontraknya jangka panjang," kata Jonan.
"Ini nanti detail, tapi diatur detail bagaimana wellhead dan plant-nya ada di mana. Jangan wellhead ada di Teluk Bintuni terus plant-nya ada di Belawan. Jadi ini yang harus dihindari,"tambah Jonan. (hns/hns)











































