Salah satu pemilik homestay Virzha, Arif Rahman pun mengaku senang dengan adanya listrik 24 jam di Karimunjawa. Ia pun bercerita bagaimana menjalankan bisnis homestay saat pasokan listrik masih terbatas di Karimunjawa.
"Dulu dari 2004 sampai 2008 ada kendala kelistrikan. Tujuan pengembangan wisata yang banyak ada kendala kelistrikan di Karimunjawa," kata Arif saat ditemui di rumahnya, Karimunjawa, Rabu (5/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Homestay yang dikelola Arif memiliki 14 kamar dengan dilengkapi pendingin ruangan air conditioner (AC). Wisatawan yang datang pun tidak terbatas pada wisatawan lokal saja, juga banyak wisatawan mancanegara.
Dengan masuknya PLN ke Karimunjawa pada awal 2016 lalu, pasokan listrik semakin stabil. Hingga pada Mei 2016 lalu listrik di Karimunjawa menyala 24 jam nonstop.
"Dulu hanya 2.500 VA, per 1 Juli nambah 10.600 VA, naik 300%," kata Arif.
Tagihan listrik yang dibayarkan setiap bulannya pun justru semakin murah jika dibandingkan saat listrik masih dikelola pemerintah setempat. Dulu Arif harus mengeluarkan uang hingga Rp 2 juta untuk membayar tagihan listrik.
"Per bulan dulu oengeluatan listrik, kisaran Rp 1,8 juta sampai Rp 2 juta. Sekarang dengan mulai meteran 1,2 juta," ujar Arif. (ang/ang)











































