Akibat mahalnya biaya distribusi ini, PLTGU Belawan tak bisa beroperasi dengan efisien. Biaya produksi listrik jadi mahal, tarif untuk masyarakat jadi susah diturunkan.
Fasilitas yang membuat harga gas naik 80% begitu sampai di PLTGU Belawan adalah Terminal Penerimaan dan Regasifikasi LNG Arun dan pipa transmisi ruas Arun-Belawan sepanjang 300 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ketika FSRU Belawan sudah hampir siap pada 2013, Pertamina meminta pada Kementerian BUMN agar FSRU Belawan direlokasi. Alasannya, Pertamina mau membangun pipa Arun-Belawan dengan memanfaatkan fasilitas revitalisasi Kilang Arun di Lhokseumawe menjadi Land Base regasifikasi gas.
Akhirnya Kementerian BUMN setuju memindahkan FSRU Belawan ke Lampung lewat Keputusan Menteri BUMN Nomor 5-141/MBU/2012 tentang Relokasi Proyek Terminal FSRU Belawan dan Proyek Revitalisasi Terminal Arun.
Kementerian BUMN setuju memindahkan FSRU yang akan dibangun PGN ke Lampung karena Terminal LNG Arun dan pipa Arun-Belawan dijanjikan bisa lebih murah biaya distribusinya.
Biaya regasifikasi dan distribusi gas dari FSRU Belawan diperkirakan sebesar US$ 2,7/MMBtu, sedangkan Terminal LNG Arun mengenakan fee regasifikasi US$ 1,5/MMBtu (belum termasuk tol fee pipa Arun-Belawan).
"Besaran fee ini yang membuat pemerintah juga setuju FSRU Belawan dipindah dan memilih Terminal Arun, karena Pertamina mengenakan fee regasifikasi di arun hanya US$ 1,5/MMBtu," kata sumber detikFinance, Kamis (6/4/2017).
Ia menambahkan, proyek pipa Arun-Belawan yang harusnya selesai pada 2013 ternyata baru rampung di Juni 2015, nilai proyek (capex) pun mengalami pembengkakan biaya. "Entah penyebabnya apa, yang jelas dengan capex naik, maka toll fee yang dikutip juga makin mahal," ujarnya.
Dalam kenyataannya, ternyata biaya distribusi gas yang lebih efisien hanya janji manis belaka. Dibanding FSRU Belawan yang direncanakan sebelumnya, biaya distribusi gas malah jadi 1,5 kali lipat. Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Amir Rosidin, mengungkapkan bahwa ada sejumlah komponen biaya yang dibebankan sehingga harga gas menjadi mahal begitu sampai di PLTGU Belawan.
Biaya regasifikasi di Terminal LNG Arun US$ 1,53/MMBtu, kemudian gas dialirkan ke PLTG Belawan melalui pipa transmisi Arun-Belawan yang mengenakan tol fee sebesar US$ 2,53/MSCF. "Total biaya regasifikasi dan transmisi sudah US$ 4,03/MMBtu, belum lagi biaya lainnya. Harga gas jadi di atas US$ 10/MMBtu begitu sampai di PLTGU Belawan," kata Amir kepada detikFinance.
PLN sampai mempertimbangkan untuk membangun fasilitas sendiri agar biaya distribusi gas untuk pembangkit-pembangkit listriknya di Sumatera Utara (Sumut) lebih masuk akal.
"Kalau PLN bangun fasilitas sendiri bisa jauh lebih murah, biaya distribusi gas bisa US$ 2/MMBtu. Penghematannya Rp 2-3 triliun per tahun," cetus Amir.
Jonan telah meminta agar biaya-biaya di Terminal LNG Arun dan pipa Arun-Belawan ini dihitung ulang. Jangan mengutip biaya-biaya yang tak wajar. Ujung-ujungnya rakyat yang dirugikan kalau biaya energi tak efisien.
Harga distribusi gas dihitung secara riil dengan depresiasi selama 20 tahun, hal ini dilakukan agar gas yang disalurkan ke PLN lebih murah sehingga bisa menekan Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik.
"Dengan BPP rendah otomatis harga akan murah. Untuk itu kita harus hitung ulang harga distribusi gas, intinya adalah mewujudkan harga listrik yang terjangkau untuk rakyat," tegas Jonan. (mca/mkj)











































