Proyek Pembangkit Listrik Terbesar di Program 35.000 MW Ditunda

Proyek Pembangkit Listrik Terbesar di Program 35.000 MW Ditunda

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 10 Apr 2017 13:02 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa proyek PLTU Jawa 5 yang berkapasitas 2 x 1.000 MW ditunda. Alasannya, pertumbuhan kebutuhan listrik di Jawa ternyata tak sebesar perhitungan di program 35.000 MW.

Kalau PLTU Jawa 5 dipaksakan dibangun sesuai jadwal, surplus listrik di Jawa jadi terlalu besar, PLN bisa terkena denda take or pay dari Independent Power Producer (IPP) karena banyak listrik tak terserap.

"Pertumbuhan konsumsi listrik di Jawa ternyata rendah sekali. Jadi PLTU Jawa 5 kita simpan dulu," kata Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, saat ditemui di Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Senin (10/4/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026, PLTU Jawa 5 memang belum direvisi, masih dijadwalkan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2019.

Revisi kemungkinan baru dilakukan 2018 nanti. Belum jelas sampai kapan pembangunan pembangkit terbesar di program 35.000 MW ini ditahan. Sekarang PLN masih membuat perhitungan-perhitungan.

Iwan mengungkapkan, ada kemungkinan PLTU Jawa 5 dihapus dari RUPTL bila ternyata pasokan listrik sudah cukup, sehingga tak dibutuhkan pembangkit raksasa lagi.

"Belum tahu (ditunda sampai kapan), mungkin bisa enggak muncul lagi karena enggak perlu," ujarnya.

Di program 35.000 MW, direncanakan untuk Pulau Jawa sebanyak 22.000 MW dan sisanya di pulau-pulau lain. Sekarang yang sudah masuk tahap kontrak jual-beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dan konstruksi sekitar 9.000 MW. Sebanyak 4.000 MW dalam proses tender.

Menurut perhitungan PLN, tambahan pasokan listrik sebanyak 13.000 MW dari pembangkit-pembangkit yang sudah PPA dan konstruksi itu cukup buat memenuhi kebutuhan listrik Jawa sampai 2020.

Maka beberapa proyek pembangkit listrik, termasuk PLTU Jawa 5, ditunda dulu pembangunannya. "Yang diperkirakan dulu 22.000 MW (untuk Jawa), ternyata enggak sampai segitu. Yang kita sudah kontrak pun sebenarnya sudah cukup sampai 2019-2020," tutupnya.

Sebagai informasi, pembangunan PLTU Jawa 5 direncanakan sejak tahun 2014 saat PLN masih dipimpin oleh Nur Pamudji, dan sudah masuk dalam RUPTL 2016-2025.

Calon pembangkit terbesar di Asia Tenggara ini ditujukan untuk menghindarkan Pulau Jawa dari ancaman krisis listrik di 2019. Rencananya PLTU Jawa 5 sudah mulai konstruksi akhir 2016. Dalam RUPTL, PLTU Jawa 5 dijadwalkan bisa COD di 2019.

Pada Mei 2016 lalu, PLN membatalkan lelang PLTU Jawa 5 yang rencananya dibangun di Serang, Banten, dengan kapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). PLTU Jawa 5 merupakan pembangkit terbesar dalam proyek 35.000 MW, setara dengan PLTU Batang.

Lelang sudah mencapai tahap akhir, tinggal tersisa 2 calon dan PLN tinggal menunjuk pemenang. Tapi, Direksi PLN memutuskan membatalkan lelang pengadaan tersebut.

Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, pernah mengungkapkan alasannya membatalkan lelang. Dia menilai bahwa kontraktor-kontraktor calon pemenang lelang kurang meyakinkan, kurang pas. Keraguan inilah yang membuat pihaknya memilih untuk membatalkan lelang. (mca/hns)

Hide Ads