PTH Presiden Director PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan, pada triwulan pertama atau akhir Maret 2017 tingkat produksi mintak sudah mencapai 80.727 BOPD atau 95 % dari target sebesar 85.000 BOPD. Sementara dari sektor gas sudah mencapai 961,6 MMSCFD atau 93 % dari target sebesar 1.041 MMSCFD.
Pihaknya mengklaim, hingga triwulan pertama bisa menahan laju penurunan produksi alamiah hingga 20 % pertahun dan menjaga tingkat produksi dikisaran 80.000 BOPD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nanang, selama tiga bulan pertama telah terjadi dinamika produksi di lapangan hinga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan mengoptimalisasi produksi. Salah satu yang mengalami peningkatan adalah Jatibarang Field dari semula kisaran 87 BOPD menjadi 2.781 BOPD.
Selain itu, Rantau Field selama awal tahun ini juga menunjukan tren positif dengan kenaikan dari 2.100 BOPD pada Januari menjadi 2.831 pada awal April ini, atau telah menembus capaian sebesar 127 % dari target. Peningkatan tersebut diperoleh dari pekerjaan 5 sumur reparasi dan 1 sumur pemboran.
"Kinerja seismik juga menunjukan tren yang positif. Hingga akhir Maret 2017, realisasi seismik 2D mencapai 426 KM atau 48 persen dari target 833 KM. Sedangkan untuk seismik 3D sudah terlaksana 171 KM2 atau 26 persen dari target sebesar 669 KM2," beber Nanang.
Nanang mengungkapkan, selain berupaya melakukan peningkatan produksi pihaknya juga berkomitmen untuk menjaga ketersediaan cadangan energy dengan melakukan pencarian cadangan-cadangan baru melalui survei seismik dan eksplorasi.
Saat ini, kata Nanang, untuk kegiatan pemboran eksplorasi pihaknya telah menyelesaikan 3 sumur eksplorasi dan masih berjalan pemboran terhadap 6 sumur lainnya. Kegiatan tersebut sudah berjalan dari awal tahun 2017 ini.
"Harapan kami bisa menemukan potensi cadangan yang besar atau istilahnya big fish. Sehingga industri hulu migas semakin bergairah," pungkas Nanang.
Pertamina sendiri tahun ini menargetkan produksi migas tumbuh 7 % dari tahun 2016 atau sebesar 693 KBOEPD. Untuk produksi geothermal ditargetkan tumbuh sebesar 32 % hingga 4.026 GWH. Sedangkan untuk temuan sumber daya dari kegiatan eksplorasi diharapkan mampu tumbuh 90 % dari 2016 atau 513 MMBOE. (mca/mca)











































