Sumur minyak Sharara di Libya berhenti beroperasi pada hari Minggu, setelah ada blokade sekolompok orang di pipa yang terhubung ke terminal minyak. Sebelumnya sumur ini juga sempat berhenti beroperasi selama satu minggu di awal April.
"Itu berarti, satu sumber potensial minyak telah hilang," kata Analis dari Commerzbank, Carsten Fritsch, dilansir dari Reuters, Senin (10/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga minyak ini juga akibat meningkatnya tensi di Timur Tengah, sebagai rumah dari 1/4 produsen minyak dunia. Harga minyak naik setelah AS meluncurkan rudal ke Suriah.
Analis komoditas, Bjarne Schieldrop, mengatakan dirinya memprediksi rata-rata harga minyak jenis Brent akan berada di US$ 57,5/barel pada kuartal II-2017.
Selain itu, kenaikan harga minyak juga didorong oleh pemangkasan produksi sebanyak 1,8 juta barel/hari oleh produsen minyak dunia yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) sepanjang 6 bulan pertama di 2017.
Namun kenaikan harga minyak sepertinya akan terbatas, karena banyak negara yang menggenjot produksi minyaknya, seperti AS. (wdl/mca)