Pertemuan dengan tajuk Indonesia β Malaysia Business Networking tersebut dilakukan sebagai bentuk pengembangan potensi kerja sama dan investasi dalam sejumlah proyek pembangunan di Indonesia.
"Peluang investasi dari Malaysia cukup besar. Kita harus bisa menyambut baik dan dikelola lebih serius, sehingga selain dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif, juga dapat menarik minat lebih banyak investor," ujar Eko dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tentu berharap pada akhirnya masuknya investasi dari Malaysia mampu memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesejahteraan rakyat Indonesia. Salah satu yang kita harapkan yakni investasi untuk elektrifikasi di desa-desa sebesar 30 ribu megawatt," lanjutnya.
Dalam kunjungan ini, Eko turut serta mengajak sejumlah BUMN, antara lain PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP. Dalam hal ini, Eko bertindak sebagai pejabat penghubung investasi untuk membantu program percepatan pembangunan, khususnya di bidang ekonomi.
Mendapat tugas langsung dari Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres), Eko melaksanakan sejumlah tugas, antara lain mencari peluang investasi, mengidentifikasi dan mengatasi persoalan yang menghambat investasi di Indonesia, serta mengawal dan memastikan kelancaran proses realisasi investasi.
"Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan pejabat tinggi Malaysia di Jakarta beberapa waktu lalu. Kami berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya percepatan pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan," kata Eko.
Selain menggelar business networking, Eko juga akan bertemu sejumlah pejabat tinggi Negeri Jiran, antara lain pimpinan Malaysia External Trade Development Corporation (Matrade), pimpinan Federal Land Development Authority (Felda), dan Wakil Perdana Menteri. Kegiatan tersebut berlangsung hingga hari ini.
(nwy/mkj)