Menurut Jonan, tarif distribusi yang dipungut tak masuk akal. Sebab, semakin sedikit gas yang lewat maka tarif tol fee pipa gas akan makin mahal. Misalnya pipa ruas Arun-Belawan yang kapasitasnya mencapai 400 MMSCFD, tarif tol fee jadi mahal sekali karena gas yang lewat hanya sekitar 25% dari kapasitas.
"Jalan tol itu kalau sepi tarifnya sama. Tapi Pertagas sama PGN ini beda. Kalau jalan tolnya (pipa gas) sepi jadi mahal. Kalau begini bukan bisnis," kata Jonan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kayak jalan tol, kalau jalannya sepi, karcis masuknya 1 mobil Rp 10.000, ya sudah tetap Rp 10.000 mau sehari yang lewat 1.000 mobil atau 1 mobil saja. Gas harusnya juga begitu, kalau dialirkan lewat pipa 0,5/MSCF, ya sudah mau yang masuk 50 atau 100 MMSCFD ya segitu. Bukan seluruh investasi dibagi gas yang masuk, penyusutannya dibikin kependekan cuma 5 tahun, padahal pipa gas bisa 20 tahun," tutur Jonan.
Pihaknya akan memanggil PGN, Pertagas, dan perusahaan-perusahaan di midstream gas bumi lainnya untuk membicarakan masalah ini. Jangan ada pelaku usaha yang mengeruk keuntungan tidak wajar.
"Soal tol fee untuk distribusi gas, rencananya kita mau mengumpulkan distributor gas yang besar-besar seperti Pertagas, PGN, dan pemain swasta yang besar. Juga SKK Migas dan Dirjen Migas. Kita mau bicarakan, yang fair bagaimana," tegas Jonan.
Bukan hanya perusahaan di upstream saja yang harus efisien, di sektor midstream juga harus, supaya harga gas bisa efisien. Biaya distribusi gas akan segera diatur Jonan, ada batas Internal Rate Return (IRR), margin keuntungan, depresiasi pipa, dan lain-lain.
"Saya mau hitung sendiri, pantasnya berapa. Biaya investasinya, depresiasinya, dan sebagainya. Nanti diatur per kilometer yang wajar berapa, yang sekarang main-main ini. Kalau yang di hulu kita minta efisien, yang di tengah juga harus harganya kompetitif," paparnya.
Aturan baru Jonan akan berlaku juga untuk pipa-pia gas yang eksisting. Kalau perlu tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya dianulir agar lebih efisien.
"Saya anulir kalau perlu supaya kompetitif. Arahan Presiden, harus kompetitif," tutupnya. (mca/hns)











































