"Kita sekarang yang dikejar PLTU mulut tambang dulu, yang ada di Kalimantan dan Sumatera. 4.000-an MW kapasitasnya," kata Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Pembangkit-pembangkit mulut tambang ini sebagian besar tidak ditender secara terbuka, tapi menggunakan mekanisme penunjukkan langsung. Hanya sedikit saja yang akan dilelang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, tahun ini PLN tak lagi melakukan banyak tender pembangkit listrik. Sebab, sebagian besar pembangkit sudah selesai ditender. Lalu tahun ini PLN fokus ke PLTU mulut tambang yang bisa melalui penunjukkan langsung.
"Yang enggak mulut tambang hanya sedikit, misalnya PLTU Kalbar 2 nanti, itu saja. PLTU Kalbar 2 kapasitas 2 x 100MW," tukasnya.
Saat ini, PLN masih menyiapkan format perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan format baru sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2017. Lelang pembangkit baru akan dimulai pada Triwulan III nanti.
"Kita baru siapkan format baru PPA dengan berbasis Permen baru, barus selesai. Kan di PPA sekarang harus ada yang Deliver or Pay, itu kan jadi kita masukkan kembali. Sehingga nanti ada standar, jadi kontrak tinggal isi saja sudah ada standarnya. Tahun ini (mulai lelang) kira-kira Triwulan ketiga," tutupnya. (mca/hns)











































