ICP April 2017 mencapai US$ 49,56 per barel, naik US$ 0,85 per barel dari US$ 48,71 per barel pada bulan sebelumnya.
Sedangkan ICP SLC pada April 2017 mencapai US$ 50,51 per barel, naik US$ 0,89 per barel dari US$ 49,62 per barel pada Maret 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) April 2017, terdapat penurunan produksi minyak dunia oleh Negara-negara OPEC dan Non-OPEC sebesar 755 ribu barel per hari pada bulan Maret menjadi 95,98 juta barel per hari.
"Kedua, berdasarkan publikasi Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah komersial dan stok distillates Amerika Serikat pada akhir bulan April 2017 (21 April 2017) lebih rendah dibandingkan akhir bulan Maret 2017 (31 Maret 2017)," papar Tim Harga Minyak Indonesia dalam keterangan tertulis, Kamis (4/5/2017).
Ketiga, meningkatnya risiko geopolitik antara Amerika Serikat dan Suriah setelah Amerika Serikat melepaskan serangan misil ke Suriah, yang mana merupakan serangan pertama pada Pemerintahan Assad.
Keempat, OPEC merevisi permintaan minyak dunia untuk tahun 2017 menjadi 96,32 juta barel per hari, meningkat sebesar 1,27 juta barel per hari dibandingkan tahun 2016.
Kelima, berdasarkan data awal, terdapat penurunan suplai minyak mentah dunia sebesar 0,23 juta barel pada bulan Maret 2017 menjadi sebesar 95,82 juta barel.
Keenam, berdasarkan data awal, stok komersial Negara-negara OECD pada bulan Februari 2017 turun sebesar 28,3 juta barel menjadi 2.987 juta barel.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh meningkatnya output pada 36 kilang di Tiongkok sebesar 4% menjadi 6,27 juta barel per hari dibandingkan pada akhir bulan Maret 2017.
Kemudian menurunnya suplai minyak mentah dari kawasan Asia Pasifik sebesar 5,34% menjadi 0,40 juta barel per hari untuk tahun 2017. Selain itu, OPEC merevisi pertumbuhan ekonomi Jepang sebesar 0,1% menjadi 1,2% untuk tahun 2017. (mca/ang)











































