Listrik Kalsel dan Kalteng Akan Ditambah Jadi 1.400 MW Hingga 2019

Listrik Kalsel dan Kalteng Akan Ditambah Jadi 1.400 MW Hingga 2019

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 11 Mei 2017 19:05 WIB
Foto: Pool
Jakarta - Guna menjawab tantangan peningkatan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng), PLN siapkan lebih dari 1.000 Megawatt (MW) pasokan listrik untuk industri, bisnis dan rumah tangga di provinsi tersebut.

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, Djoko R Abumanan, menyebutkan peningkatan kualitas layanan kelistrikan menjadi fokus utama PLN.

"Gencarnya pertumbuhan pelanggan di PLN Wilayah Kalselteng membuat kami harus terus berbenah mengikuti arus pertumbuhan tersebut guna memenuhi ekspektasi pelanggan akan kebutuhan listrik," kata Djoko dalam keterangan tertulis, Kamis (11/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan program 35.000 MW yang saat ini tengah dikerjakan PLN juga memberikan angin segar bagi perekonomian di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Hingga 2019, PLN akan membangun 1.413 MW pembangkit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, serta jaringan transmisi 150 kV sepanjang 2.606 kms guna mencapai target rasio elektrifikasi 92% pada 2019 kedua provinsi tersebut.

Daya mampu Sistem Barito saat ini mencapai 632 MW, dengan surplus daya sebesar 100 MW setelah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau 2 x 60 Megawatt (MW) di Kabupaten Pulang Pisau dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai 155 MW di Desa Karendan, Kabupaten Barito Utara.

Dengan demikian PLN memiliki kemampuan lebih untuk melayani permintaan supplai listrik, baik dari masyarakat maupun industri di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Peningkatkan infrastruktur kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan tengah ini, menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Harymurthy Gunawan, dapat meningkatkan iklim investasi di kedua provinsi ini.

"Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalselteng secara year om year (yoy) menunjukkan adanya peningkatan yakni dari 3,83% pada 2015, menjadi 4,38% pada 2016," katanya.

Harymurthy menyebutkan bahwa untuk meningkatkan ekonomi di Kalimantan Selatan maupun Tengah, harus ada upaya menambah diversifiskasi komoditi. Sektor lain yang dapat dikembangkan seperti pertanian, agro industri (hilirisasi industri CPO, karet, makanan), hilirisasi industri besi, serta ekonomi kreatif dan pariwisata.

Pengembangan bisnis dan industri ini juga akan didukung dengan ketersediaan dan keandalan pasokan listrik dari PLN. Termasuk untuk pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads