Kontrak Total di Mahakam akan berakhir pada 31 Desember 2017. Saat ini Blok Mahakam sedang dalam masa transisi pengelolaan dari Total sebagai kontraktor eksisting ke kontraktor baru, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Namun pemerintah tak ingin produksi minyak dan gas di Blok Mahakam anjlok. Agar produksi dapat dipertahankan, Total diberi kesempatan untuk ikut mengoperasikan blok penghasil gas terbesar di Indonesia ini pasca 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan minyak raksasa asal Perancis itu sudah mengirim surat ke Kementerian ESDM yang isinya penjajakan untuk kembali mendapatkan hak kelola di Mahakam.
"Ada surat ke pemerintah. Mungkin bentuknya semacam intensi (mengajukan kemungkinan), belum spesifik penawaran," kata SVP Upstream Business Development Pertamina, Denie Tampubolon, kepada detikFinance, Jumat (12/5/2017).
Sampai saat ini, Total belum mengajukan penawaran secara resmi pada Pertamina untuk membeli 39% hak kelola. "Mestinya setelah ini ke Pertamina," ujar Denie.
Untuk diketahui, produksi gas dari Blok Mahakam saat ini mencapai 1.600 MMSCFD, sekitar 20% dari produksi gas nasional, terbesar di Indonesia. Sedangkan produksi minyaknya sekitar 63.000 barel per hari (bph).
Kalaupun Total jadi membeli 39% hak kelola, Pertamina tetap akan menjadi pemegang hak kelola mayoritas di Blok Mahakam, yakni 51%. Sisanya 10% untuk pemerintah daerah (pemda). (mca/ang)











































