BUMN Ini Olah Nuklir Jadi Produk Kesehatan

BUMN Ini Olah Nuklir Jadi Produk Kesehatan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 17 Mei 2017 14:45 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir/detikFinance
Jakarta - Nuklir biasanya identik dengan senjata pemusnah massal. Namun nuklir juga berpotensi besar dimanfaatkan bagi kesejahteraan banyak orang.

Inilah yang digarap Indonesia melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau Inuki. PT Inuki menjadi satu-satunya BUMN yang bergerak dalam industri berbasis teknologi nuklir.

Perusahaan ini didirikan tahun 1996 dengan nama awal adalah PT Batan Teknologi (Persero), sebelum akhirnya berganti nama menjadi PT Inuki. BUMN ini memproduksi Radioisotop dan Radiofarmaka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inuki saat ini fokusnya pada produk radioisotop khusus untuk produk kesehatan. Khususnya untuk diagnosa, sekarang kan maju. Diagnosa untuk misalnya fungsi organ yang akurat, itu memang menggunakan radioisotop untuk produk Inuki," kata Direktur Utama PT Inuki, Bambang Herutomo saat ditemui di acara Diskusi Ancaman dan Pemanfaatan Nuklir di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (17/5/2017).

Bambang menuturkan, radioisotop yang diproduksi oleh Inuki juga sudah di ekspor ke beberapa Negara antara lain Vietnam, Bangladesh, Thailand, Malaysia, China, Jepang dan beberapa negara lainnya.

"Misalnya Asia Selatan, Bangladesh, Thailand, Vietnam, Filipina. Tapi kan sedikit-sedikit mereka, walaupun terbuka pasarnya. Produk kita juga sesuai dengan yang diharapkan dan kita juga bersaing harganya. Tapi mereka kecil-kecil juga belinya," tutur dia.

Bambang menjelaskan, PT Inuki termasuk BUMN yang kecil, lantaran kapasitas produksinya yang juga kecil. Kapasitas produksi yang kecil disebabkan masih langkanya tenaga ahli, masalah pengadaan radiofarmaka/radioisotop, biaya pemeriksaan yang dianggap mahal, dan belum dikenal oleh masyarakat luas.

"Kalau radioisotop kan memang kebutuhan masih belum besar. Mungkin ke depan kalau masyarakat sudah sadar, sekarang kan untuk mengecek apakah tubuh saya itu punya bibit kanker dan segala macamnya itu kan mahal. Masyarakat kan tidak pernah mengecek itu," pungkasnya. (hns/hns)

Hide Ads