Pertamina menyebutkan, penurunan laba bersih terjadi karena harga minyak mentah mengalami kenaikan dari US$ 30,32/barel tahun lalu menjadi US$ 51/barel saat ini. Sementara di sisi lain, harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak mengalami kenaikan.
Direktur Keuangan Pertamina, Arief Budiman, mengatakan mestinya harga bensin jenis premium dan solar turut naik seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara formula, harga ditentukan dari harga kuartal lalu. Jika lihat selisih dari formula ESDM, premium sekitar Rp 400 per liter," ujar Arief dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (24/5/2017)
Harga solar saat ini juga lebih rendah dari foemula yang ditetapkan. Bila mengikuti formula sesuai aturan, harusnya harga solar subsidi sudah Rp 6.300/liter.
"Harga solar bersubsidi harusnya sekitar Rp 6.300 per liter, tapi saat ini harganya masih Rp 5.150 per liter," tutupnya. (mca/mca)











































