Penyebab utamanya, harga minyak mentah mengalami kenaikan dari kisaran US$ 30/barel di awal tahun lalu menjadi US$ 50/barel saat ini.
Di sisi lain, harga BBM jenis solar dan premium ditetapkan tidak naik oleh pemerintah. Akibatnya margin Pertamina tergerus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang belum. Pokoknya sekarang belum," kata Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2017).
Menurut pemerintah, penurunan laba Pertamina bukan masalah besar. Banyak yang harus dipertimbangkan dalam penetapan harga BBM. "Kalau sudah tahu di bawah formulasi, terus gimana?" ujar Arcandra.
Sebagai informasi, harga keekonomian premium, menurut data Pertamina, sudah di atas Rp 7.000/liter, tapi harga yang ditetapkan pemerintah masih Rp 6.450/liter. Sedangkan solar keekonomiannya sudah di atas Rp 6.000/liter, tapi harganya ditahan pemerintah di Rp 5.150/liter. (mca/ang)











































