Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun, melalui blog pribadinya bennysilistrik.wordpress.com memberikan tips agar tagihan listrik bisa diturunkan lewat penggunaan alat-alat elektronik dengan efektif dan efisien.
Benny menjelaskan, bila tagihan listrik per bulan Rp 650.000, harga listrik per kWh (termasuk pajak penerangan jalan) Rp 1.500/kWh, maka pemakaian listriknya sekitar 430 kWh per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu penyebab listrik jadi boros, rumah tersebut menggunakan rice cooker terus menerus untuk menghangatkan nasi.
"Bila sehari rice cooker memanaskan nasi 10 jam, demikian terus setiap bulan, maka pemakaian listrik dari rice cooker adalah 77 W x 10 jam/hari x 30 hari/bulan jadi 23,1 kWh/bulan. Andaikan rumah tangga ini tidak menggunakan penghangat rice cooker, bisa hemat Rp 34.650/bulan," papar Benny seperti dikutip detikFinance, Selasa (13/6/2017).
Benny menyaraknkan agar sebaiknya memakai termos nasi saja untuk menyimpan nasi. Bila ingin memakan nasi yang hangat, masak nasi menjelang waktu makan.
Selain itu ada dispenser untuk menyediakan air panas. Pemanasan air berlangsung terus. Padahal kalau dispenser selalu menyala, listrik jadi mahal.
"Saya sarankan, nyalakan dispenser jika air panas sudah diperlukan. Paling perlu waktu 3-5 menit saja untuk mencapai panas air sekitar 90 derajat," ucapnya.
Lampu penerangan juga menjadi sumber pemborosan. Lampu tetap menyala di siang hari ketika ada cahaya dari sinar matahari.
"Saya menyarankan agar lampu dimatikan saja, karena ada cahaya matahari masuk ke rumah sehingga cukup terang," tutupnya. (mca/ang)











































