Hadir juga Executive Vice President Director PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas, Direktur PTFI Clementino Lamury, dan Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Muhammad Lutfi.
Rapat dimulai pukul 11.30 WIB, dipimpin oleh Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu. Hadir 16 anggota Komisi VII DPR RI dari 8 fraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi VII DPR, Totok Daryanto, mengungkapkan bahwa para anggota dewan dalam rapat tadi mengkritisi pemberian izin ekspor konsentrat untuk Freeport. Harusnya, kata Totok, izin ekspor diberikan setelah Freeport menunjukkan kemajuan signifikan dalam pembangunan smelter.
"Freepot itu supaya dihentikan izin ekspornya apabila tidak jelas pembangunan smelternya. Kemudian, pemerintah agar berlaku adil dalam memberikan izin ekspor untuk tambang-tambang. Intinya itu saja," kata Totok saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/6/2017).
Pihaknya menilai, Freeport belum berkomitmen menjalankan hilirisasi mineral di dalam negeri. DPR ingin pembangunan smelter segera dijalankan Freeport.
"Alasannya belum jelas, karena dari dulu katanya mau dibangun di Papua atau Gresik. Jadi, menurut saya itu Freeport itu memang kurang memiliki kemauan untuk membangun smelter di Indonesia. Maunya itu ya jual konsentrat saja," tutupnya. (mca/ang)











































