PLN hari ini melakukan groundbreaking pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Tulehu. Pada tahap pertama, potensi WKP Tulehu yang mencapai 60 MW akan dikembangkan sebesar 20 MW dulu. Ini merupakan proyek panas bumi alias 'harta karun energi' pertama di Maluku.
Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua PLN, Haryanto WS, mengungkapkan bahwa PLTP Tulehu bakal menghasilkan listrik murah. Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik dari pembangkit panas bumi ini hanya sekitar Rp 1.000/kWh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Biaya produksi listrik PLTP Tulehu) Sekitar Rp 1.000/kWh, jauh dibanding BPP lokal di sini yang Rp 1.600/kWh," kata Haryanto usai groundbreaking PLTP Tulehu, Rabu (20/6/2017).
PLTP Tulehu 2 x 10 MW diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2019. Dibangun di atas lahan seluas 1.920 Hektar, pembangkit panas bumi ini akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang sampai saat ini masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 61,9 MW. Sementara beban puncak di Ambon sebesar 54 MW.
Dengan beroperasinya PLTP Tulehu mulai 2019, diharapkan dapat meningkatkan 32,28% daya mampu sistem Ambon sehingga sistem menjadi lebih andal, selain itu juga dapat menarik investor baru ke Ambon.
Pembangunan PLTP Tulehu menjadi bukti keseriusan PLN mendukung penuh upaya pemerintah menggenjot pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 23% dari total bauran energi pada 2025.
Secara keseluruhan, PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. (mca/dna)











































