Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mendukung penuh keinginan PLN itu. Sebab kalau biaya produksi listrik lebih efisien, tarif listrik untuk masyarakat bisa diturunkan.
"Saya mendukung (PLN mengakuisisi tambang batu bara), biar lebih murah tarif listriknya," kata Jonan dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bisa lebih banyak golongan pelanggan bisa turun. Kita akan coba sebisa mungkin. Contohnya untuk industri, kita memerlukan daya saing yang luar biasa, Bapak Presiden sudah minta listrik sebagai salah satu tonggak untuk meningkatkan daya saing. Kalau lebih terjangkau, semua kegiatan ekonomi lebih efisien," tegasnya.
Jonan ingin rata-rata tarif listrik industri yang sekarang Rp 1.100/kWh, bisa turun menjadi Rp 800-900/kWh dalam 3 tahun.
"Tarif industri sekarang kira-kira sekitar Rp 1.100/kWh, kami punya target sampai 2020 kalau bisa Rp 800-900/kWh. Rumah tangga sama, dari Rp 1.400/kWh kita akan berusaha untuk makin turun. Ini memang tantangannya besar," ujarnya.
Demikian juga tarif listrik rumah tangga, Jonan berharap PLN bisa menurunkannya perlahan-lahan dalam 2 tahun ke depan. "Harapan kami sampai 2 tahun ke depan pelan-pelan turun misalnya 5%. Kalau enggak bisa 2 tahun ya sampai 2020 kita teruskan," tutupnya. (mca/wdl)











































