Pemerintah Harus Ganti Biaya Operasi Blok Mahakam Rp 11 Triliun

Pemerintah Harus Ganti Biaya Operasi Blok Mahakam Rp 11 Triliun

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 06 Jul 2017 22:30 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya efisiensi di sektor hulu migas. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah diperintahkan untuk menurunkan cost recovery.

Cost recovery adalah biaya operasi yang dikeluarkan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk memproduksi migas, biaya tersebut dapat diklaim KKKS agar diganti oleh negara.

Sampai 30 Juni 2017, cost recovery yang sudah dikeluarkan sebesar US$ 4,87 miliar, sedangkan pagu yang ditetapkan dalam APBN 2017 adalah US$ 10,58 miliar. Jadi cost recovery sampai tengah tahun adalah 46% dari batas maksimum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, sedang berupaya agar cost recovery tidak membengkak hingga melampaui pagu dalam APBN 2017. Pihaknya mewaspadai banyaknya cost recovery yang biasanya diklaim KKKS pada akhir tahun.

Di akhir 2017, pengeluaran besar untuk cost recovery terutama datang dari Blok Mahakam dan Lapangan Jangkrik. Kontrak Total E&P Indonesie di Mahakam akan habis per 31 Desember 2017, maka semua biaya yang belum diganti negara akan diklaim sebagai cost recovery pada akhir tahun ini.

Lalu Lapangan Jangkrik yang sudah berproduksi pada Juni 2017 lalu sudah bisa mulai menagih cost recovery.

"Cost recovery sampai akhir Juni sudah masuk US$ 4,87 miliar atau 46%. Cost recovery yang diprediksi masuk akhir tahun pengeluarannya sudah terjadi. Misalnya untuk Jangkrik, pengeluaran sudah terjadi 2014-2016 pada waktu mereka membangun fasilitas produksi, salah satunya kapal FPU. Yang dibelanjakan Eni waktu itu belum masuk cost recovery karena Jangkrik belum on stream. Karena Juni kemarin sudah on stream, boleh masuk cost recovery dalam bentuk depresiasi," kata Amien dalam konferensi pers di City Plaza, Jakarta, Kamis (6/7/2017).

Cost recovery Blok Mahakam yang diklaim Total pada akhir tahun ini diperkirakan mencapai US$ 900 juta alias Rp 11,7 triliun (dengan asumsi kurs dolar Rp 13.000).

Biaya itu sulit ditekan karena pengeluarannya sudah terjadi. Yang bisa dilakukan SKK Migas hanya verifikasi kebenaran jumlah pengeluaran yang diklaim Total.

"Mahakam kira-kira US$ 900 juta, Lapangan Jangkrik kurang dari itu. Ini besar karena dulu pernah disetujui boleh dilakukan depresiasi dipercepat. Semua pengeluaran investasi Mahakam yang belum di-cost recovery, akhir tahun ini seluruhnya dibebankan jadi cost recovery," papar Amien.

Begitu juga cost recovery yang diklaim Lapangan Jangkrik, sulit untuk diturunkan karena depresiasi yang ditagih oleh Eni (kontraktor Lapangan Jangkrik) sudah disetujui sejak Plan of Development (PoD) bertahun-tahun lalu.

"Untuk meminimalkan nilai yang dibebankan, bisa dilakukan kalau dulu expenditure diminimalkan. Tapi ini kan sudah terjadi. Di 2017 ini kita susah untuk mengubah depresiasi karena uangnya sudah dibelanjakan. Yang bisa dilakukan adalah memverifikasi, benar enggak yang dikeluarkan sekian," ucap Amien.

Untuk mengefisienkan cost recovery, upaya yang bisa dilakukan SKK Migas adalah mengontrol biaya operasi harian. Ini bisa ditekan karena dilakukan di tahun berjalan, bukan pengeluaran yang sudah terjadi dan telah disetujui di tahun-tahun sebelumnya.

Efisiensi biaya operasi diharapkan dapat mencegah pembengkakan cost recovery.

"Kalau biaya operasi, karena dilakukan di tahun berjalan, itu lebih mudah untuk diminimalkan. Sebelum dikeluarkan, diverifikasi dulu," tutup Amien. (mca/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads