Ada Gas Masela dan Jangkrik, RI Tak Akan Impor LNG

Ada Gas Masela dan Jangkrik, RI Tak Akan Impor LNG

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 12 Jul 2017 12:54 WIB
Foto: Dikhy Sasra
Jakarta - Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia Tahun 2016-2035 yang diluncurkan Kementerian ESDM pada 3 Mei 2017, Indonesia mulai impor gas pada 2019.

Di 2019, diperkirakan Indonesia butuh gas impor sebanyak 1.672 MMSCFD, lalu pada 2020 sebesar 1.677 MMSCFD, kemudian 3.552 MMSCFD pada 2025, 3.722 MMSCFD di 2030, meningkat terus sampai 3.548 MMSCFD pada 2035.

Tapi menurut perhitungan terbaru pemerintah, perhitungan itu kurang akurat. Kebutuhan dalam negeri tidak setinggi yang diperkirakan dan ada tambahan produksi gas. Kemungkinan impor gas akan mundur atau bahkan tidak diperlukan sama sekali, neraca gas direvisi akhir tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiap tiga bulan kita update terus, di akhir tahun akan kita update bukunya (neraca gas bumi nasional)," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, dalam acara Gas Indonesia Summit & Exhibition 2017 di JCC, Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Wirat menuturkan, produksi gas dari Lapangan Jangkrik yang dikelola Eni ternyata melampaui target awal. Rencananya produksi gas Lapangan Jangkrik 450 MMSCFD, ternyata bisa mencapai 600 MMSCFD.

Dengan adanya tambahan pasokan dari Jangkrik dan penurunan kebutuhan gas karena banyak PLTG di program listrik 35.000 MW yang belum rampung, dipastikan Indonesia tak akan mengimpor gas pada 2019.

"Dengan berhasilnya Eni di Jangkrik, tadinya didesain 400-450 MMSCFD bisa ternyata sampai 600 MMSCFD, besar kemungkinan 2019 tidak impor. Karena produksi lebih bagus dari yang diperkirakan," kata Wirat.

Setelah itu, Tangguh Train 3 mulai on stream pada 2020 dan menambah pasokan hingga 3,8 MTPA (million ton per annual). Maka pasokan pada tahun-tahun ini masih aman. "2020 Tangguh Train 3 masuk, enggak perlu impor," ujarnya.

Kemungkinan impor baru terjadi setelah 2020 saat pembangkit-pembangkit listrik bertenaga gas dalam program 35.000 MW selesai dibangun dan mulai beroperasi. Saat itu akan terjadi lonjakan kebutuhan gas di dalam negeri.

Tapi kebutuhan gas domestik bakal kembali tercukup tanpa perlu impor sekitar tahun 2026 ketika Lapangan Abadi di Blok Masela mulai on stream. Produksi dari Masela direncanakan mencapai 9,5 MTPA plus 150 MMSCFD.

"Nanti gas dari Masela masuk antara tahun 2025-2027. Setelah itu, saya kira kita enggak perlu impor," tutup Wirat. (mca/wdl)

Hide Ads