Apa Sih Susahnya Bikin Mobil Listrik? Ini Kata Guru Besar UI

Apa Sih Susahnya Bikin Mobil Listrik? Ini Kata Guru Besar UI

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 18 Jul 2017 19:55 WIB
Foto: Pool
Jakarta - Pemerintah saat ini menggaungkan kembali wacana pengembangan mobil listrik di dalam negeri. Diperkirakan mobil listrik akan segera menggantikan mobil-mobil konvensional berbahan bakar minyak, maka pemerintah harus mengantisipasi.

Indonesia sudah punya banyak orang pintar yang ahli membuat mobil listrik. Guru Besar Teknik Elektro Universitas Indonesia (UI), Iwa Garniwa, mengatakan bahwa pada dasarnya membuat mobil listrik tak susah. Hampir semua perguruan tinggi sudah bisa membuatnya, jadi Indonesia tak kekurangan ahli mobil listrik.

"Teknologi mobil listrik tidak sulit, hampir semua perguruan tinggi bisa membuatnya. UI, ITB, ITS, dan sebagainya sudah bisa bikin," kata Iwa kepada detikFinance, Selasa (18/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya adalah masih banyaknya komponen utama yang belum diproduksi di dalam negeri, misalnya baterai dan motor listrik. "Persoalannya komponen, motor listrik dan baterai belum ada yang membuatnya di Indonesia. Kalau misalnya body, rangka, ban sudah ada," tukasnya.

Jika pemerintah serius ingin mengembangkan mobil listrik nasional, pembuatan komponen-komponen utama seperti motor listrik dan baterai harus didorong. "Mulai dari situ dulu," ucap Iwa.

Selain itu, membuat mobil listrik dan memproduksinya secara massal dengan harga bersaing adalah 2 hal yang berbeda. Mobil-mobil listrik buatan Indonesia masih tahap prototype, belum ada yang bisa diproduksi massal seharga mobil-mobil konvensional.

"Prototype pasti mahal. Sementara kalau masuk skala produksi harus murah, harus bisa beradu dengan mobil konvensional," Ia menuturkan.

Agar mobil listrik bisa diproduksi dan dijual dengan harga yang kompetitif, Iwa mengusulkan agar pemerintah memberi insentif berupa pengurangan pajak. Menurutnya, mobil listrik layak diberi insentif karena tidak berpolusi.

"Potong pajaknya sehingga harganya murah. Kalau lebih mahal dari mobil konvensional, siapa yang mau beli," katanya.

Selain itu perlu dipersiapkan juga infrastruktur pendukung agar masyarakat dapat menggunakan mobil listrik di jalan raya dengan aman dan nyaman. "Infrastrukturnya harus ada, misalnya stasiun pengisian listrik. Kalau tidak ada, orang tetap pakai mobil konvensional," tutupnya. (mca/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads