Jonan: Program 35.000 MW akan Selesai di 2025

Jonan: Program 35.000 MW akan Selesai di 2025

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 19 Jul 2017 12:54 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Menteri ESDM Ignasius Jonan memastikan program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW belum selesai pada di tahun 2019-2020. Dalam 3 tahun ke depan, yang dapat dikejar sekitar 20.000 MW.

"Tambahan kapasitas 35.000 MW akan terus berlanjut. Kami paham bahwa sebagian pembangkit tidak jadi di 2019-2020. Kami prediksikan kapasitas 20.000 MW di 2019 atau 2020," kata Jonan dalam sambutannya saat membuka acara GE: Powering Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Meski tidak bisa selesai sesuai target pada 2019, bukan berarti program 35.000 MW mandek. Jonan mengatakan, pembangunan terus berlanjut dan akan diselesaikan. Kira-kira semuanya akan rampung pada 2024-2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program ini akan berlanjut pada 5 tahun berikutnya, maka di 2024-2025 tambahan kapasitas dapat diselesaikan," ujarnya.

Di samping kecukupan pasokan listrik, Jonan juga mendorong supaya tarif listrik terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Jadi listrik bukan hanya cukup, tapi juga terjangkau.

"Kami selalu berharap bahwa tarif listrik akan menjadi lebh terjangkau bagi masyarakat. Kalau kami lihat tarif penting, maka yang penting kedua di kebijakan selain tambahan kapasitas adalah keterjangkauan harga," tegasnya.

Jonan berpesan, jangan sampai ada masyarakat di daerah yang tidak bisa membeli listrik. "Kalau kita lihat masyarakat dari Sabang ke Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote ini sangat besar dan berbeda dan kapasitas ekonominya juga bervariasi. Untuk orang di sini kapasitas cukup dan harga masih bagus. Tapi untuk orang dengan pendapatan di bawah rata-rata GDP dan hidup di perbatasan, keterjangkauan adalah isu besar," tuturnya.

Pembangunan infrastruktur kelistrikan juga amat penting untuk mendorong pemerataan pembangunan. Maka harus dikebut.

"Ekspansi jaringan transmisi sangat penting. Apa yang harus dicapai PLN salah satunya adalah transmisi di seluruh Sumatera. Ini penting karena pulau besar seperti Sumatera dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi harus punya transmisi. Kalau ada transmisi, selanjutnya PLN hanya akan bisa membangun PLTU mulut tambang. Di Sumatera juga ada banyak gas, kami dorong PLN bangun PLTG di well head," tutupnya. (mca/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads