Jonan ingin PLN terus melakukan efisiensi sehingga tarif listrik bisa turun per 3 bulan sekali. Ia mengaku sudah menyampaikan pada PLN bahwa pemerintah tidak senang kalau tarif listrik 'cuma' tidak naik. Pihaknya baru gembira kalau PLN bisa menurunkan tarif listrik.
"Saya sudah bilang ke PLN, pemerintah tidak akan happy kalau tarif listrik itu tidak naik. Kita akan happy itu kalau tarif listrik itu turun," kata Jonan saat menghadiri acara GE: Powering Indonesia di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Jonan, selama ini PLN kurang memperhatikan aspek keterjangkauan tarif listrik untuk masyarakat. "Jadi ini yang menurut saya penting sekali. Selama ini PLN itu mungkin bertahun-tahun itu tidak fokus juga kepada tarif yang terjangkau oleh masyarakat. Padahal ini penting sekali," tukasnya.
Tarif listrik, ia menambahkan, harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Jangan sampai ada rakyat yang tidak bisa membeli listrik. Kalau tarif listrik kemahalan akan menimbulkan ketidakadilan sosial.
"Coba kita bayangkan begini, di satu daerah atau satu wilayah tidak ada listriknya, tidak ada kabelnya atau layanan listrik dari PLN atau negara. Pada satu hari ada layanan listrik dari negara, tapi penduduk di situ juga tetap tidak mampu beli," tutur Jonan.
Ketidakadilan sosial menimbulkan banyak efek negatif, lahan subur untuk tumbuh kembangnya radikalisme, negara bisa hancur. Itulah sebabnya tarif listrik harus terjangkau, tujuannya adalah mewujudkan keadilan sosial.
"Kalau ini terjadi (listrik masuk tapi tak terbeli), bagi kita yang usianya itu sudah mungkin tidak remaja, sudah 50 tahun, kita mungkin diam saja, paling protes. Tapi kalau ini dilihat oleh anak-anak kita yang umurnya itu masih remaja, yang tidak pernah lihat listrik dalam hidupnya lalu suatu hari dia lihat ada kabel listrik depan rumahnya, tapi orang tuanya juga tidak mampu beli, nah ini akan menimbulkan kecemburuan sosial yang sangat besar. Dan ini juga dapat menimbulkan radikalisme yang luar biasa karena perasaan ketidakadilan," pungkasnya. (mca/ang)











































