"Di sini kami sulit mendapatkan BBM, padahal kami juga bagian dari NKRI. Kami memiliki 400 pulau besar kecil yang dipisahkan lautan dan di sini tidak ada transportasi darat," ujar Bahrain. saat meresmikan BBM Satu Harga di Kayoa, Halmahera Selatan, Kamis (24/8/2017).
Menanggapi permintaan itu, Dirjen Migas Kementerian ESDM, Ego Syahrial, mengatakan melalui program BBM Satu Harga, pemerintah bersama Pertamina terus berkomitmen menambah lembaga penyalur BBM di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Wilpret Siagian |
Sesuai data awal pelaksanaan percepatan penyaluran BBM Satu Harga di Indonesia, ada 148 titik khususnya daerah terluar, terpinggir, dan terdepan (3T). Di mana 148 titik itu baru di tingkat kabupaten, tentunya program ini tidak saja dilakukan pada tingkat kabupaten tetapi akan sampai pada tingkat kecamatan .
"Seperti disampaikan Bupati Halmahera Selatan bahwa di kabupaten itu ada 400 pulau yang sulit mendapatkan BBM. Ini baru satu dan merupakan awal, nanti akan berkembang sesuai dengan kebutuhan, karena ini tidak semata-mata hanya dalam satu lokasi tentu saja," katanya.
Foto: Wilpret Siagian |
Sebelumnya, kata Syahrial, harga BBM jenis Premium di Kayoa Barat mencapai Rp 15.000/liter, sementara Solar mencapai Rp 18.000/liter. Sekarang harga BBM jenis Premium jadi Rp 6.350/liter dan harga Solar menjadi Rp 5.150/liter, sekarang harga itu sama dengan di Jawa.
Syahrial mengatakan, pemerintah merealisasikan BBM Satu Harga di seluruh Indonesia sejalan dengan Peraturan Menteri ESDM No. 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Secara Nasional, yang diberlakukan sejak 1 Januari 2017.
Ditjen Migas bersama BPH Migas dan Pertamina, terus melakukan pemetaan lokasi sasaran program BBM Satu Harga.
"Untuk wilayah Maluku Utara, setelah Halmahera Selatan akan ada 5 kabupaten lain yang didirikan lembaga penyalur BBM, yaitu Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, dan Pulau Taliabu," jelasnya.
Sementara itu General Manager MOR VIII PT Pertamina (Persero), Made Adi Putra, mengatakan SPBU Kayoa Barat merupakan SPBU ke-4 yang telah diresmikan dari 25 rencana lokasi tertentu program BBM Satu Harga di wilayah MOR VIII Maluku- Papua.
"Pendirian SPBU ini kami harap membawa dampak positif bagi perekonomian di bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia khususnya masyarakat di Halmahera Selatan," katanya.
Peresmian SPBU Kompak oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM Ego Syahrial dilakukan bersama Anggota Komite BPH Migas Marwansyah Lobo Balia, GM MOR VIII PT Pertamina (Persero) Made Adi Putra dan dihadiri oleh Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba, Ketua DPRD Halmahera Selatan Umar Haji Soleman, jajaran TNI dan Polri, serta tokoh masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan. (wdl/wdl)












































Foto: Wilpret Siagian
Foto: Wilpret Siagian