"Pemerintah sudah memutuskan, karena potensi tenaga hydro, terutama dari sungai di Kaltara demikian dahsyat, pemerintah mau mengkonsentrasikan industri-industri yang intensif energi di sana. Seperti smelter, industri logam, pokoknya industri yang intensif di energi, mau dikonsentrasikan di Kaltara," kata Kepala BKPM Thomas Lembong saat ditemui di Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Saat ini pihaknya terus melakukan pertemuan guna membahas percepatan realisasi investasi ini, karena saat ini menurut dia masih ada peraturan yang tumpang tindih antara Peraturan pemerintah pusat dan daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia ada di Selat Makassar, banyak sekali kapal-kapal yang membawa bijih besi dan batu bara dari Australia ke Asia Utara. Jadi secara teori bisa dengan mudah dibelokkan ke Kaltara, misalnya membawa kargo, bijih besi, dan batu bara (logam untuk furnish smelter)," ucapnya.
Posisi Kaltara yang bersebelahan dengan Malaysia juga membuka peluang untuk menyalurkan listrik ke Sabah, Malaysia.
"Karena itu lebih sinergistis ke tetangga, baik domestik ke Kaltim dan juga Sabah. Jadi kalau umpamanya kita bisa bangun tenaga hydro di Kaltara, kita mungkin bisa ekspor listrik ke Sabah di Malaysia," pungkasnya. (eds/mca)











































