Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi, mengungkapkan pihaknya belum mendapat banyak informasi pemain baru di sektor ritel BBM tersebut. Hanya saja, pihaknya menekankan perlu ada aturan yang mendorong agar pembukaan SPBU baru bisa merata ke daerah lain, terutama di luar Jawa.
"Nah ini jadi fairness bisnis BBM ritel ini, karena kalau dia menggerogoti pasar yang gemuk atau daging tapi dia enggak mau dapat tulang yang di pelosok, ya enggak fair dong," kata Eri kepada detikFinance, Rabu (20/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, lanjut dia, belum ada regulasi yang mengatur pembukaan SPBU agar lebih merata tersebut. Perlu ada rasio pembukaan SPBU baru di daerah padat penduduk dan wilayah terpencil.
"Pakai rasio saja, dia boleh buka 10 di DKI atau Jawa, tapi harus buka 1 di NTT yang pasarnya kecil. Selama ini enggak ada aturan bahwa pemain baru begitu, yang pemain lama juga enggak diwajibkan," jelas Eri.
Menurutnya, pihaknya sendiri baru mendengar informasi terkait SPBU VIVO. Secara bisnis, kata dia, industri ritel BBM cukup menguntungkan, apalagi jika berada di Jawa.
"Mungkin menggarap untuk ritel ya masih banyak peluang, kalau lihat rasio jumlah penduduk dan wilayah kan luas sekali. Tapi SPBU belum sesuai. Jadi kelihatannya masih terbuka peluang," pungkas Eri. (idr/dna)











































