Sementara yang lama masih berbentuk GI konvensional dan sudah berusia 38 tahun.
"Peremajaan dilakukan dalam rangka membangun Jakarta sebagai kawasan dengan pelayanan prima," kata Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat, Haryanto WS saat peresmian GIS New Pulogadung di Jakarta, Jumat (22/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kalau yang konvensional dulu itu kita enggak boleh dekat-dekat. Kalau di sini jangankan dekat-dekat, kita pegang-pegang saja boleh. Tidak apa-apa. Sehingga keselamatan pekerja lebih terjamin," tuturnya.
Saat meresmikan, Haryanto pun membuktikannya dengan memegang perangkat utama dari GIS New Pulogadung tanpa tersengat listrik. Menurutnya dengan begitu proses maintenance juga lebih mudah dan efisien.
Untuk membangun GIS New Pulogadung tersebut PLN menghabiskan dana sebesar Rp 109,37 miliar. Angka tersebut diakui oleh Haryanto 60% lebih mahal dari GI konvensional. Akan tetapi pembangunan GIS memakan lahan yang jauh lebih sedikit.
![]() |
Haryanto menjelaskan untuk membangun GI konvensional dibutuhkan lahan paling tidak 1,5 hektare. Sementara untuk GIS New Pulogadung dibangun diatas lahan 5 ribu meter persegi.
"Bahkan kalau kita mau bisa ditekan hingga 3 ribu meter persegi. Ini jadi lebih efisien kalau di kota besar seperti Jakarta. Harga tanahnya saja sudah berapa," imbuhnya.
Pembangunan GIS New Pulogadung tersebut dikerjakan oleh konsorsium PT General Electric dan PT Pencie Indonesia di bawah penganggung jawab PT PLN Transmisi Jawa Bagian Barat. Pekerjaannya memakan waktu 24 bulan. (hns/hns)