Rini Sebut Holding BUMN Migas dan Tambang Beres Tahun Ini

Rini Sebut Holding BUMN Migas dan Tambang Beres Tahun Ini

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 05 Okt 2017 21:04 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra/detikFinance
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyebutkan pembentukan holding BUMN migas dan tambang selesai tahun ini. Proses pembentukan holding saat ini sedang tahap harmonisasi ke kementerian terkait lainnya.

Adapun holding BUMN migas meliputi Pertamina sebagai induk dan meliputi Perusahaan Gas Negara (PGN), sedangkan holding BUMN tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebagai induk, dan beranggotakan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

Selain itu, pembentukan holding di dua sektor tersebut juga sudah disosialisasikan ke masing-masing pegawai BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Holding masih diproses utamakan dua mungkin Insya Allah tahun ini terselesaikan harmonisasi dengan kementerian-kementerian lain. Sudah ada FGD ke internal antar perusahaan itu adalah energi migas dan pertambangan," kata Rini dalam bincang santai di Gedung Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (5/10/2017).

Salah satu langkah yang dilakukan Rini untuk mempercepat pembentukan holding adalah mempersiapkan Budi Gunadi Sadikin sebagai Direktur Utama Inalum. Inalum nantinya akan menjadi induk dari holding BUMN tambang karena 100% sahamnya masih dimiliki negara.

"Budi Gunadi sadikin akan pimpin pertambangan. Oleh karena itu sudah sebagai dirut Inalum karena PT Inalum dijadikan (induk) holding tambang," kata Rini.

Pembentukan holding dilakukan untuk memperkuat perseroan sendiri. Dengan digabungnya ke dalam satu holding, diharapkan BUMN mampu memberikan kontribusi yang lebih besar kepada negara dalam hal dividen

"Tujuan holding bagaimana dapat memperkuat BUMN-BUMN kita tanpa harus membebani negara," tutur Rini.

"Pada saat sekarang batu bara melakukan penambangan sendiri, investasi sendiri. Antam hal yang sama kita harapkan sinergi ini satukan dalam alat-alat beratnya sehingga cost production menurun," tutup Rini. (ara/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads