Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, mengatakan kendala yang dihadapi dalam megaproyek tersebut antara lain, soal keuangan dan perhitungan akuntansi internasional (ISAK 8).
"Ada kendala-kendala kita akan evaluasi kendala ISAK 8 juga cash flow," kata Arcandra, di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kilang tetap berjalan, jalan tetapi ada kendala. Kendalanya sedang kita atasi," terangnya.
Untuk mencari jalan keluar tersebut, Arcandra mengatakan akan melibatkan berbagai instansi dalam.
Menurut Arcandra, untuk mengatasinya akan melibatkan berbagai instansi yang terkait dan perseroan. Pasalnya, ada aset yang kemungkinan akan di-inbreng.
"Ini bukan masalah setuju tidak setuju, ini multi dimensi, dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), strategi bisnis, termasuk mungkin kalau ada aset yang inbreng," tuturnya.
Mega proyek itu antara lain, 4 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) alias modifikasi kilang Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Dumai. Selain itu ada 2 proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Tuban dan Bontang. (wdl/wdl)











































