Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengungkapkan, besaran subsidi bagi bus Transjakarta kemungkinan bisa dihilangkan dengan beralih menggunakan bus listrik. Dengan menggunakan bus listrik, biaya operasional bus bisa lebih murah dibandongkan menggunakan bahan bakar fosil.
"Tanpa subsidi supaya biaya operasionalnya rendah. Sehingga dengan adanya mobil listrik bantu dari sisi biaya operasionalnya Transjakarta bisa mandiri biaya operasionalnya rendah," kata Joseph dalam Talkshow 53th FTUI Untuk Negeri dengan topik "Mobil Listrik: Solusi Energi & Lingkungan" di Gandaria City, Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2017).
Saat ini, jumlah bus Transjakarta sudah mencapai 1.130 unit. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan 2015 sebanyak 300 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah warga yang dilayani setiap harinya menumpangi Transjakarta sebanyak 483.000 orang. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan posisi 2015 sebanyak 270.000 orang.
"Jumlah warga DKI yang dilayani setiap harinya 2015 hanya 270.000. Hari ini 483.000 warga DKI dilayani setiap hari, mau tembus 500.000," kata Joseph.
Untuk mengembangkan bus Transjakarta listrik, Joseph mengajak para pengembang Tim Mobil Listrik Nasional UI mencoba menumpangi Transjakarta. Sehingga bisa merasakan langsung suasana bus dan bisa dikembangkan menjadi bus listrik.
"Saya mengundang Tim Molina naik Transjakarta, bagaimana mau bikin transportasi baik kalau tim desainernya enggak naik," tutur Joseph.
Joseph menambahkan, dengan beralihnya bus Transjakarta menggunakan energi listrik yidak menambah biaya operasional.
"Kalau beralih harus mendapatkan manfaatnya dari sisi efisiensi operasional, namun tingkat kenyamanan juga tidak boleh berkurang. Itu juga akan berdampak pada keterjangkauan, karena seperti kita tahu bahwa tarifnya Transjakarta saat ini kan Rp 3.500, jangan sampai beralihnya ini ke bus listrik lalu kemudian membuat biaya operasional menjadi tinggi," tutup Joseph. (ara/mkj)