Beralih ke Bus Listrik, Transjakarta Tak Perlu Lagi Disubsidi

Beralih ke Bus Listrik, Transjakarta Tak Perlu Lagi Disubsidi

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Minggu, 29 Okt 2017 15:35 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Operasional bus Transjakarta saat ini masih disubsidi oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Artinya, dengan harga tiket Rp 3.600 sekali perjalanan pemerintah masih harus menambahkan sejumlah nominal kepada masing-masing penumpang.

Direktur Operasional Transjakarta Daud Joseph mengungkapkan, besaran subsidi bagi bus Transjakarta kemungkinan bisa dihilangkan dengan beralih menggunakan bus listrik. Dengan menggunakan bus listrik, biaya operasional bus bisa lebih murah dibandongkan menggunakan bahan bakar fosil.

"Tanpa subsidi supaya biaya operasionalnya rendah. Sehingga dengan adanya mobil listrik bantu dari sisi biaya operasionalnya Transjakarta bisa mandiri biaya operasionalnya rendah," kata Joseph dalam Talkshow 53th FTUI Untuk Negeri dengan topik "Mobil Listrik: Solusi Energi & Lingkungan" di Gandaria City, Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2017).

Saat ini, jumlah bus Transjakarta sudah mencapai 1.130 unit. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan 2015 sebanyak 300 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, rute perjalanan yang dilayani Transjakarta oun bertambah pesat, yaitu dari 30 rute di 2015 menjadi 96 rute. Bahkan, rencananya rute Transjakarta akan ditambah menjadi 100.

Jumlah warga yang dilayani setiap harinya menumpangi Transjakarta sebanyak 483.000 orang. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan posisi 2015 sebanyak 270.000 orang.

"Jumlah warga DKI yang dilayani setiap harinya 2015 hanya 270.000. Hari ini 483.000 warga DKI dilayani setiap hari, mau tembus 500.000," kata Joseph.


Untuk mengembangkan bus Transjakarta listrik, Joseph mengajak para pengembang Tim Mobil Listrik Nasional UI mencoba menumpangi Transjakarta. Sehingga bisa merasakan langsung suasana bus dan bisa dikembangkan menjadi bus listrik.

"Saya mengundang Tim Molina naik Transjakarta, bagaimana mau bikin transportasi baik kalau tim desainernya enggak naik," tutur Joseph.

Joseph menambahkan, dengan beralihnya bus Transjakarta menggunakan energi listrik yidak menambah biaya operasional.

"Kalau beralih harus mendapatkan manfaatnya dari sisi efisiensi operasional, namun tingkat kenyamanan juga tidak boleh berkurang. Itu juga akan berdampak pada keterjangkauan, karena seperti kita tahu bahwa tarifnya Transjakarta saat ini kan Rp 3.500, jangan sampai beralihnya ini ke bus listrik lalu kemudian membuat biaya operasional menjadi tinggi," tutup Joseph. (ara/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads