Lebih dari sebulan lalu, Gubernur NTT Frans, Lebu Raya, menemui Jonan bersama dengan pengusaha pengembang Energi Baru Terbarukan (EBT) dari Belanda.
Dalam kesempatan tersebut, ditawarkan harga listrik dari pembangkit tersebut US$ 20 sen per kilo Watt hour (kWh). Jonan pun tidak menyetujui, karena dinilai kurang terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berselang beberapa hari, mereka kembali menyambangi Jonan di kantornya. Mereka menawarkan harga yang lebih murah.
"US$ 7,19 sen per kWh. Oke kalau US$ 7,19 sen saya enggak tawar untuk Selat Larantuka," ujar Jonan.
Jonan menambahkan, kemungkinan di tempat tersebut sekaligus dibangun jembatan sebagai akses jalan orang dan kendaraan.
"Kalau pakai jembatannya mungkin Rp 1 triliun tapi pakai APBD atau dimasukan di cost. Pak Gubernur enggak berani telepon saya. Kalau dimasukan di cost jembatan bisa untuk jalan raya," tutur Jonan. (ara/wdl)