"Pengembangan kilang menjadi komitmen Pemerintahan Jokowi dan harus dilaksanakan," ujar Jonan dalam keterangan tertulis seperti dikutip detikFinance, Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Proyek kilang Balikpapan terdiri dari dua tahap yang akan selesai pada Juni 2021 atau lebih cepat 22 bulan dari yang ditargetkan. Proyek RDMP diperkirakan membutuhkan pendanaan US$ 4,6 miliar, dan dikerjakan dalam 2 tahap. Tahap pertama selesai tahun 2019 dan tahap kedua pada 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini proyek US$ 5 miliar dari 260.000 barel stream per hari jadi 360.000. Menurut saya, Pertamina akan menjalankan," ungkapnya.
Jonan bahkan sudah menyurati Presiden Jokowi untuk melakukan peletakan batu pertama (ground breaking).
"Kami baru kirim surat ke Presiden untuk usul bahwa pengembangan kilang Balikpapan. Kami berharap sekiranya bapak presiden berkenan simbolis meninjau atau ground breaking. Mudah-mudahan Bapak Jokowi berkenan ke sini," ujarnya.
Perkerjaan proyek tersebut, imbuh Jonan, akan dimulai enam bulan dari sekarang dan nantinya produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dari kilang Balikpapan akan ditingkatkan hingga (memenuhi spesifikasi) Euro 5 dari sebelumnya Euro 2.
"Saya kira memulai pekerjaan sudah dari 6 bulan dari sekarang termasuk Bontang, Balikpapan, Tuban, Cilacap," pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Provinsi Kalimantan Timur memohon kepada Menteri ESDM untuk tetap melanjutkan pengembangan kilang Balikpapan.
"Kami mohon kepada Bapak Menteri agar pembangunan kilang Bontang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari tetap dibangun di Bontang karena dengan pembangunan kilang tersebut bisa menampung potensi migas dan mempercepat (pertumbuhan) industri," harap Ichwansyah selaku Asisten II Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur. (ara/hns)











































